TIPE KEPEMIMPINAN GETZELS DAN GUBA
Tema utama pada tengah abad terakhir dalam teori organisasi adalah
interaksi antara struktur organisasi dan manusia, masih menjadi perdebatan
apakah struktur organisasi sebagai penentu perilaku manusia dalam organisasi.
Terutama sebagai seorang pemimpin, oleh karenanya dipandang penting untuk
menguraikan tentang tipologi kepemimpinan dan gaya atau perilaku kepemimpinan.
Meskipun belum terdapat kesepakatan bulat diantara para pakar
kepemimpinan mengenai tipologi kepemimpinan dan gaya
atau perilaku kepemimpinan, namun ada baiknya untuk megadakan studi singkat
terhadap beberapa tipe kepemimpinan dan gaya
atau perilaku kepemimpinan yang secara luas dikenal dan diakui keberadaanya
hingga dewasa ini.
Seprti pendapat dua tokoh yang dijelaskan dalam makalah ini, awalnya
secara luas dikenal karena penelitian dengan Jakub Getzels tentang sistem
sosial, konflik peran, dan teori administrasi. Dalam karya awalnya dengan Jacob
Getzels, Perilaku Sosial dan Proses Administrasi, Guba mengusulkan
pertimbangan nomotetis idiographic elemen dan elemen. Dengan kata lain,
kebutuhan / harapan organisasi bukan satu-satunya pertimbangan, kebutuhan /
harapan dari masing-masing juga harus dipertimbangkan.
PEMBAHASAN
Pemimpin ialah seorang individu dalam sesuatu kumpulan yang diberi
tanggungjawab, mengarah dan menyelaraskan aktiviti–aktiviti untuk mencapai
tujuan kumpulan itu. Ini bermakna kepimpinan ialah proses mempengaruhi kegiatan
kumpulan kearah pencapaian sesuatu hasil yang telah dirancangkan.[1] Seorang
pemimpin dalam menggerakkan organisainya tidak bisa dipisahkan dengan tipe dan gaya atau perilaku
kepemimpinannya.
Meskipun belum terdapat kesepakatan bulat diantara para pakar
kepemimpinan mengenai tipologi kepemimpinan dan gaya
atau perilaku kepemimpinan, namun ada baiknya untuk megadakan studi singkat
terhadap beberapa tipe kepemimpinan dan gaya
atau perilaku kepemimpinan yang secara luas dikenal dan diakui keberadaanya
hingga dewasa ini. Salah satunya adalah teori kepemimpinan menurut Getzels dan
Guba.
Meskipun awalnya secara luas dikenal karena penelitian dengan Yakub
Getzels tentang sistem sosial, konflik peran, dan teori administrasi, telah
menikmati karier akademik yang panjang yang memiliki lebih dari empat dekade
diperluas untuk mencakup penelitian dan publikasi mengenai tanggapan fisiologis
untuk melihat televisi, naturalistik penyelidikan, penilaian kebutuhan,
evaluasi pendidikan dan evaluasi kebijakan. Dan Dalam pensiun, Dr Guba menjadi
direktur Ohio State University
Evaluasi PusatNya teori-teori awal mengenai kebutuhan dari individu-individu
yang terlihat dalam desakan dimasukkannya semua pemangku kepentingan dalam
pengembangan Standar Evaluasi Pendidikan. (Pusat Evaluasi: Para
Pendiri).
Dalam karya awalnya dengan Jacob Getzels, Perilaku Sosial dan Proses
Administrasi, Guba mengusulkan pertimbangan nomotetis idiographic elemen dan
elemen. Dengan kata lain, kebutuhan/harapan organisasi bukan satu-satunya
pertimbangan, kebutuhan/harapan dari masing-masing juga harus dipertimbangkan.
Dalam setiap sistem sosial, termasuk sekolah, di samping kebutuhan kelembagaan,
peran, dan harapan-harapan, kebutuhan dan kepribadian dari individu harus
dipertimbangkan. kebutuhan ganda ini dilihat sebagai faktor-faktor motivasi
bagi perilaku sosial. Ketika kedua yang nomotetis (kelembagaan) dan idiographic
(individu) dianggap sebagai elemen, sintetis hasil kepemimpinan. Melalui
praktek kepemimpinan sintetis, hasil perbaikan kelembagaan.[2]
Menurut Getzeis dan Guba, tipe-tipe kepemimpinan dibagi atas:
1.
Nomothetic
leadership, berkaitan dengan masalah harapan-harapan dan peranan-peranan
yang menentukan dimensi normatif dan aktivitas dalam sistem sosial.
2.
Ideographic
leadership, berhubungan dengan kebutuhan individu dan disposisi anggota
yang menentukan dimensi personal dan aktivitas kelompok
3.
Synthetic
leadership, mendamaikan tuntunan-tuntunan yang berbeda yang muncul dari
adanya dua sistem yang bertentangan dan melawan didalam kelompok
Getzels dan Guba membentuk kategori gaya
kepimpinan iaitu ‘nomotetik’, idiografik dan transaksional. Gaya nomotetik menekankan tentang keperluan
ahli-ahli organisasi lebih daripada kepentingan individu. Sementara gaya kepimpinan idiografik
adalah sebaliknya. Pemimpin yang menunjukkan gaya transaksional sadar akan keperluan
organisasi dan individu dan Guba menyesuaikan kedua-duanya.[3]
Mengacu teori kepemimpinan dan paradigma Getzel & Guba, bahwa tugas
pemimpin dihadapkan kepada dua dimensi yaitu dimensi tugas untuk mencapai
tujuan dan dimensi hubungan dengan stafnya, hal ini termasuk dalam sistem sosial.
Adapun ciri-ciri sistem sosial yang dikemukakan Ramayulis dikutip dari JW.
Getzel and E.G. Guba. Menyatakan pada umumnya sistem sosial mempunyai ciri
sebagai berikut :
1.
Terdiri dari unsur-unsur yang saling
berkaitan (interpendent) antara satu sama lainnya
2.
Berorientasi pada tujuan (goal oriented)
yang telah ditetapkan.
Variasi peran mengindikasikan
bahwa peran konflik mempunyai keterkaitan dengan perkembangan pendidikan sejak
dulu. Getzels (1963) mengindikasikan ada lima tipe sumber konflik yaitu:
1.
Konflik antara nilai-nilai budaya dan harapan institusi
2.
Konflik antara harapan peran dan disposisi personal
3.
Konflik antara peran dan didalam peran
4.
Konflik mengarahkan kekacauan personal atau pribadi
5.
Konflik didalam persepsi dan harapan yang diperankan
Selanjutnya Getzels mengatakan tidak hanya
permintaan dan constraint (ketidak leluasaan) diantara guru untuk
membentuk group jabatan, tetapi juga kontradiksi antara permintaan dan constraint.
Sebenarnya asumsi masyarakat bahwa negaralah yang bertanggungjawab untuk
mengarahkan penghargaan pada pendidikan, tetapi guru sering tidak diberi
jaminan oleh pemerintah, akhirnya masyarakat menganggap bahwa guru sebagai
warganegara kelas dua, sejak harapannya secara ketat tidak memberikan
kemerdekaan perannya sebagai warganegara.
Selanjutnya administrator termasuk yang
memberikan penghalang untuk pengembangan profesi. Guru diharapkan menjadi orang
yang profesional dengan kompetensi khusus, tetapi disisi lain secara simultan
mengharapkan hubungan yang baik kepada orang lain berkaitan dengan
kompetensinya sendiri. Faktanya menurut Getzels dan Guba telah keluar dari
jalur dan berbeda dengan keadaan sekarang seperti halnya pekerja kasar yang
menunjukkan idiografik daripada monotetik behavior, dan inilah yang cenderung
memicu konflik.
Nampaknya mudah mengatakan bahwa yang
diuntungkan dalam program pendidikan guru akan membuat keseimbangan antara
permintaan pendidikan profesional secara umum, dan spesialisasi profesional
pendidikan. Tetapi kenyataannya ketiga elemen ini membuat konflik situasi
didalam intern sendiri dengan adanya kesenjangan penekanan tujun. Tekanan
perbedaan ini terlihat pada penekanan servis profesional untuk sekolah umum
disatu sisi dan pelatihan guru disisi lain, dan ini meningkatkan konflik
didalam pendidikan yang memberi dampak terhadap profesi pendidikan guru.
Bisakah
budaya birokrasi dan budaya professional dikawinkan sehingga memunculkan bentuk
kepatuhan yang sesuai dengan harapan, kalau meminjam istilah Getzel dan Guba
dalam teori organisasi sebagai system social, ada dua sisi yang harus
diperhatikan yaitu sisi nomotetis dan sisi idiographis sehingga bagaimana
keduanya dapat memunculkan perilaku yang diharapkan. Dalam kasus kepatuhan
birokrasi dan kepatuhan professional yang dikawinkan dan menghasilakn bentuk
kepatuhan (budaya professional) yang diharapkan dapat digambarkan
Hubungan administrasi, yang ditulis pada tahun 1959 dengan Charles
Bidwell mengeksplorasi hubungan dan persepsi kepala sekolah dan guru di
nomotetis / idiographic konteks. Studi ini menggunakan survei dari para guru
dan kepala sekolah untuk membandingkan pandangan dan persepsi para pelaku
kepada pandangan dan persepsi para guru . Meskipun para pelaku jelas idiomatik
entitas, gagasan bahwa mereka mungkin lebih merupakan bagian dari lembaga dan
kurang dari seorang individu karena peran yang dimainkan dalam sistem ini
terutama menarik ketika guru membandingkan hasil survei persepsi dari para
pelaku ke diri para pelaku persepsi dalam nomotetis / idiographic konteks. Guba
minat dalam evaluasi guru ini, yang melihat hubungan antara harapan utama,
perilaku guru, guru kepuasan, kepercayaan diri, dan efisiensi (dalam konteks
evaluasi). Kuncinya di sini adalah hubungan dan tentu saja kebutuhan individu.[5]
[1]
Hariadi, Gaya dan Kepemimpinan, http://administrasipendidikan.org/artikel/view.id.diakses
25 Maret 2010.
[2]
David Snyder David Snyder ,
Egon G. Guba Ph. D.http://www.wmich.edu/evalctr/founders.html, Diakses 01 April 2010. 3-4.
[4]Mintarsih
Danumihardja, Pengelolalaan Pendidikan Dan Profesi Tenaga
Kependidikan, http://lutfihelmi.blogspot.com/2009_05_01_archive.html,
diakses 25 Maret 2010.
[5]
David Snyder David Snyder ,
Egon G. Guba Ph. D. , http://www.wmich.edu/evalctr/founders.html, Diakses 01 April 2010. 3-4.
No comments:
Post a Comment