Perkuliahan Metode Studi
Islam di Perguruan Tinggi Agama Islam
Metodologi Studi Islam merupakan mata kuliah
yang signifikan bagi pengembangan wawasan dan skill mahasiswa dalam konteks
metodologis. Dalam mata kuliah ini diberikan penekanan (stressing)
mengenai urgensi, potensi, dan peranan Islam sebagai suatu sistem kehidupan dan
berbagai dimensi pendekatan dalam studi Islam serta aspek-aspek pemikiran Islam
secara integral.
Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa
diharapkan memiliki pengetahuan dan wawasan mengenai urgensi studi Islam dan
berbagai permasalahannya, kedudukan dan fungsi agama dalam kehidupan, dan
pengkajian Islam dalam berbagai dimensi dan aspeknya secara optimal.
1. Mahasiswa dapat
mendeskripsikan urgensi studi Islam dan berbagai pendekatan dalam studi Islam
secara multidimensional.
2. Mahasiswa dapat memahami
fungsi, unsur, dan tujuan agama dalam sistem kehidupan.
3. Mahasiswa dapat menganalisis
dan memberikan penjelasan tentang metode dan pendekatan dalam pengkajian Islam,
potensi Islam dalam kehidupan dan dalam menjawab tantangan.
Mata Kuliah Metodologi Studi Islam (MSI) ini,
mahasiswa akan diarahkan pada cara memahami Islam, baik Islam sebagai agama,
budaya dan ilmu. Islam sebagai agama menjadi pandangan hidup, sedangkan sebagai
budaya Islam jadi gejala sosial yang muncul sebagai jawaban kritis masyarakat.
Selain itu, Islam sebagai ilmu sangat menarik untuk dikaji dengan berbagai
pendekatan, metode dan kajian ilmiyah lainnya.
Hal ini tentu harus dipahami secara betul oleh
para mahasiswa karena pendekatan dan metode yang digunakan dalam kajian Islam
sangat beragam. Implikasi dari keragaman ini adalah adanya warna-warni dalam
berislam yang dilakukan oleh pengikutnya. Oleh sebab itu, pemahaman terhadap
keragaman pendekatan dan metode perlu dipelajari dengan baik.
Sebagaimana
dikemukakan di atas,
bahwa secara umum
studi Islam bertujuan untuk
menggali kembali dasar-dasar
dan pokok-pokok ajaran
Islam sebagaimana yang ada
dalam sumber dasarnya.
Dengan tujuan tersebut,
maka studi Islam akan
menggunakan cara pendekatan
yang sekiranya relevan,
yang lebih bersifat multidisiplin.
Urgensi Penggunaan Metode
Dalam Studi Islam
Mengkaji fenomena keagamaan berarti mempelajari
perilaku manusia dalam kehidupan beragamanya. Fenomena keagamaan itu sendiri
adalah perwujudan sikap dan perilaku manusia yang menyangkut hal-hal yang
dipandang suci, keramat yang berasal dari hal-hal yang bersifat ghaib, dengan
caranya masing-masing atau metode, teknik dan peralatannya dapat mengamati dengan
cermat perilaku manusia itu, hingga menemukan segala unsur yang menjadi
komponen terjadinya perilaku itu. Ilmu sejarah mengamati proses terjadinya
perilaku itu. Kalau kita mencoba menggunakan metode dan pendekatan yang relevan, maka
fenomena-fenomena keagamaan itu berakumulasi pada perilaku manusia dalam
kaitannya dengan struktur-struktur kemasyarakatan dan kebudayaan yang dimiliki,
dibagi dan ditunjang bersama.
Ilmu agama, diamati dengan metodologi ilmiah.
Metodologi ini ditentukan oleh obyek yang dikaji, bukan sebaliknya. Sebagaimana dikemukakan
di atas, bahwa
secara umum studi
Islam bertujuan untuk menggali
kembali dasar-dasar dan
pokok-pokok ajaran Islam sebagaimana yang
ada dalam sumber
dasarnya. Dengan tujuan
tersebut, maka studi Islam
akan menggunakan cara
pendekatan yang sekiranya
relevan, yang lebih bersifat
multidisiplin. Dan sesuai dengan sifat studi Islam yang memadukan
antara studi Islam
yang bersifat konvensional
dengan studi Islam
yang bersifat ilmiah. Adapun pendekatan dalam metode studi Islam
adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan histories /
kesejarahan.Meninjau suatu permasalahan
dari tinjauan sejarah,
dan menjawab permasalahan serta
menganalisisnya dengan menggunakan metode analisis sejarah.
2. Pendekatan kefilsafatanYang
dimaksud adalah melihat suatu permasalahan dari sudut tinjauan dan
berusaha untuk menjawab
dan memecahkan permasalahan
itu dengan menggunakan metode
analisis filsafat.
3. Pendekatan ilmiahYang dimaksud
adalah meninjau dan menganalisis suatu
permasalahan atau objek studi dengan menggunakan metode ilmiah pada
umumnya.
4. Pendekatan doktriner
atau pendekatan studi
islam secara konvensional merupakan pendekatan
studi di kalangan
umat islam yang
berlangsung selama ini.
Begitu penting metode dan pendekatan-pendekatan yang relevan dalam studi
islam kawasan dan wawasan keislaman.
Urgensi Penggunaan Pendekatan Sosiol Dalam Studi
Islam
Dalam disiplin Sosiologi Agama, ada tiga perspektif utama
sosiologi yang seringkali digunakan sebagai landasan dalam melihat fenomena
keagamaan di masyarakat, yaitu: perspektif fungsionalis, konflik dan
interaksionisme simbolik. Masing-masing perspektif memiliki
karakteristiknya sendiri-sendiri bahkan bisa jadi penggunaan perspektif yang berbeda
dalam melihat suatu fenomena keagamaan akan menghasilkan suatu hasil yang
saling bertentangan. Pembahasan berikut ini akan memaparkan bagaimana ketiga
perspektif tersebut dalam melihat fenomena keagamaan yang terjadi di
masyarakat:
1. Perspektif
Fungsionalis
Perspektif fungsionalis
memandang masyarakat sebagai suatu jaringan kelompok yang bekerjasama secara
terorganisasi yang bekerja dalam suatu cara yang agak teratur menurut
seperangkat peraturan dan nilai yang dianut oleh sebagian besar masyarakat tersebut.
2. Perspektif Konflik
Para penganut
perspektif konflik berpandangan bahwa masyarakat berada dalam konflik yang
terus-menerus diantara kelompok dan kelas, atau dengan kata lain konflik dan
pertentangan dipandang sebagai determinan utama dalam pengorganisasian
kehidupan sosial sehingga struktur dasar masyarakat sangat ditentukan oleh
upaya-upaya yang dilakukan berbagai individu dan kelompok untuk mendapatkan
sumber daya yang terbatas yang akan memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka.
3. Perspektif
Interaksionisme Simbolik
Dalam wacana
sosiologi kontemporer, istilah interaksionisme simbolik diperkenalkan oleh
Herbert Blumer melalui tiga proposisinya yang terkenal:
a. Manusia berbuat terhadap
sesuatu berdasarkan makna-makna yang dimiliki sesuatu tersebut bagi mereka;
b. Makna-makna tersebut
merupakan hasil dari interaksi sosial;
c. Tindakan sosial diakibatkan
oleh kesesuaian bersama dari tindakan-tindakan sosial individu.
Sedangkan dalam Sosiologi agama
mempelajari aspek sosial agama. Objek penelitian agama dengan pendekatan
sosiologi menurut keith A. Robert memfokuskan pada:
1. Kelompok-kelompok dan
lembaga keagamaan (meliputi pembentukannya, kegiatan demi kelangsungan
hidupnya, pemeliharaannya, dan pembubarannya.)
2. Perilaku individu dalam
kelompok-kelompok tersebut (proses sosial yang mempengaruhi stasus keagamaan
dan perilaku ritual.)
3. Konflik antar
kelompok.
Dengan memahami
tersebut diatas, adapun urgensi penggunaan pendekatan dalam studi iaslam
adalah:
1. Dengan ilmu ini, suatu
fenomena sosial dapat dianalisis dengan faktor-faktor yang mendorong terjadinya
hubungan, mobilitas sosial serta keyakinan-keyakinan yang mendasari terjadinya
proses tersebut (how n why it happens)
2. Banyak fenomena kehidupan
beragama baru dapat dipahami secara proporsional dan tepat bila menggunakan jasa ilmu sosiologi.
3. Karena banyak sekali ajaran
agama yang berkaitan dengan masalah-masalah sosial (lihat pendapat Jalaludin
Rahmat)
4. Karena agama diturunkan
untuk kepentingan social
Ilmu
agama, pada segi yang manyangkut masalah sosial, diamati dengan metodologi
ilmiah. Metodologi ini ditentukan oleh obyek yang dikaji, bukan sebaliknya.
Kalau segi tertentu agama yang berada pada posisi fenomena sosial, maka metode
pengkajiannya menggunakan ilmu-ilmu sosial.
Contoh Penerapan Pendekatan Ilmu
Sosial Dalam Pemahami Fenomena Keagamaan
Berangkat dari
pemahaman dan penjelasan yang penulis dapatkan, dibawah ini akan dipaparkan
contoh penerapan pendekatan ilmu sosial dalam pemahami fenomena keagamaan,
adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan pengaruh agama terhadap
tingkah laku masyarakat [Atho Muzhar:2004,16].
a. Ukuran kesalehan beragama di
kampung dapat diukur dengan kedatangan pada sholat jum’at atau juga memakai
peci
b. Di kota, walaupun kita
jarang kelihatan sholat jum’at seperti di kampung, kita tidak dianggap kurang
saleh
c. Sebab, indikasi kesalehan
telah bergeser dan berbeda bagi orang desa dan orang kota
2. Perkembangan masyarakat
industri mempengaruhi pemikiran keagamaan
a. [wacana] Di Jawa Timur,
Banten, dan kota industri lain terdapat mslh bila pabrik beroperasi 24 jam
(bila tdk, akan menimbulkan kerugian), sementara solat jum’at konvensional
hanya ada satu sesi.
b. Bgm kalau solat jum’at
bergiliran? Bukankah pelaksanaan solat jum’at di setiap masjid tidak serentak,
ada perbedaan menit/menit?
c. Bukankah waktu zuhur itu dari jam 12.00-15.00?
Pendekatan
Sosiologi memiliki peranan yang sangat penting dalam usaha untuk memahami dan
menggali makna-makna yang sesungguhnya dikehendaki oleh al-Qur’an. Selain disebabkan oleh Islam sebagai agama yang lebih
mengutamakan hal-hal yang berbau sosial daripada individual yang terbukti
dengan banyaknya ayat al-Qur’an dan Hadits yang berkenaan dengan urusan
muamalah (sosial), hal ini juga disebabkan banyak kisah dalam al-Qur’an yang
kurang bisa dipahami dengan tepat kecuali dengan pendekatan sosiologi. Sebagai
contoh, kisah Nabi Yusuf yang dulunya budak lalu akhirnya menjadi penguasa di
Mesir dan kisah nabi Musa yang dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh Nabi
Harun. Kedua kisah itu baru dapat dimengerti dengan tepat dan dapat ditemukan
hikmahnya dengan bantuan ilmu sosial.
1 comment:
tolong postkan topik ISLAM DALAM BERBAGAI ASPEKNYA donk ..
perlu banget materinya ,, terimakasih ..
Post a Comment