BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Indonesia sangat memerlukan pendidikan kejuruan yang banyak dan bermutu,
menyangkut berbagai cabang profesi. Selain itu lulusan Pendidikan Menengah
kejuruan memang tidak langsung masuk ke Pendidikan Tinggi setelah lulus SMK.
Akan tetapi setelah menjalankan pekerjaannya seorang lulusan SMK yang berminat
melanjutkan ke Pendidikan Tinggi dapat melakukan itu dengan memenuhi syarat
yang ditetapkan Pendidikan Tinggi.
SMK Secara
fundamental berfungsi untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan serta
kemampuan yang dibutuhkan siswa agar dapat memiliki modal di masa depan secara
utuh serta tersalurkannya bakat dan potensi dirinya. Pendidikan di sekolah
mulai dari pendidikan dasar, menengah, sampai pendidikan tingkat atas atau
perguruan tinggi merupakan tempat untuk menambah ilmu dalam kehidupan manusia.
Grafura (2014) menjelaskan sikap guru di sekolah Kejuruan dalam menyonsong Kurikulum 2013.
Mengatakan pendidikan sebagai masalah
yang tidak pernah kunjung selesai. Hal ini disebabkan karena setiap orang
menghendaki yang terbaik, teori pendidikan pada umumnya tertinggal oleh
kebutuhan masyarakat dan pengaruh pandangan hidup. Termasuk di
dalamnya adalah kurikulum (Grafura, Wijayanti, 2014,
83-84).
Pembelajaran
di kelas dibutuhkan rencana atau progam yang berguna untuk bahan ajar di kelas
untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standart isi dan
dijabarkan oleh silabus yang biasa disebut sebagai rencana pembelajaran. Guru
membuat rencana pembelajaran berdasarkan perangkat mata pelajaran dan progam
pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga pendidikan yang berisi rancangan
pelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik dalam satu periode jenjang
pendidikan yang biasa disebut sebagai kurikulum. Kurikulum bukanlah hanya
berisi rencana pelajaran (bidang studi) disebuah lembaga pendidikan, akan
tetapi semua aktifitas yang sudah tersusun dalam proses pembelajaran di lembaga
tersebut yang dapat mempengaruhi anak didik untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
Impelementasi Kurikulum 2013
bertujuan untuk mempersiapkan
manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup
sebagai pribadi dan
warga negara yang
beriman, produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif
serta mampu berkontribusi
pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan peradaban dunia (Permendikbud No 70 Tahun 2013).
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum pendidikan/pembelajaran untuk persekolahan dari mulai Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah, dalam konteks sistem pendidikan di sekolah. “Kurikulum 2013 lebih ditekankan pada pendidikan karakter, terutama pada tingkat dasar, yang akan menjadi fondasi bagi tingkat berikutnya” (Mulyasa, 2013:6).
Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 Kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan
sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu (Permendikbud Nomor
32 Tahun 2013). Kurikulum
dalam bidang pendidikan dan pembelajaran menduduki posisi strategis dalam
menentukan arah dan ketercapaian tujuan pendidikan, kurikulum menentukan ragam
kompetensi yang ingin dicapaidari suatu proses pendidikan/ pembelajaran
meskipun bukan satu-satunya penentu mengingat banyak supporting condition yang perlu diperhatikan.
Kurikulum yang terbaru sekarang kurikulum 2013 yaitu kurikulum yang dirancang baik dalam bentuk dokumen, proses, maupun penilaian didasarkan pada pencapaian tujuan, konten dan bahan pelajaran serta penyelenggaraan pembelajaran yang didasarkan pada Standar Kompetensi Lulusan. Penyempurnaan kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013 sebenarnya bukan suatu perubahan yang drastis. Implementasi kurikulum 2013 juga hampir mirip dengan kurikulum KTSP, yaitu menggunakan prinsip berpusat pada peserta didik, mengembangkan kreatifitas peserta didik, menciptakan kondisi menyenangkan dan menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, dan efektif (Perwira dan Dewanto, 2015, 22).
Suatu
Kurikulum bisa dilihat sebagai Teks yang mencakup Tujuan dan Isi bahan pelajaran dalam konsepsi/pendekatan
tertentu dan konteks terkait dengan cara dalam melaksanakan pembelajaran dimana
kurikulum teks ingin diwujudkan. Semakin
jauh penerapannya semakin besar kemungkinan kesenjangan/ ketidaksesuaian diantara tingkatan, hal ini
menunjukan bahwa implementasi kurikulum
memerlukan upaya yang memerlukan waktu, pendidikan bukan sulap, pendidikan
adalah suatu proses tiada akhir, dinamika internal dan interaksi eksternal akan
menjadi penentu bagaimana keberhasilan implementasi suatu kurikulum.
Di
Indonesia perubahan atau penggantian Kurikulum secara popular umumnya di
dasarkan pada dua hal yaitu
substansi kurikulum seperti KBK dan KTSP serta kurun waktu dimana kurikulum
ditetapkan seperti kurikulum 2013. Untuk kurikulum 2013 secara filosofisnya
memang tidak beda dengan KBK dan KTSP yang mengacu pada faham konstruktivisme dengan model pembelajaran saintifik. Terlepas
dari perubahan Bidang dan Materi Pelajaran serta perubahan waktu, esensi
kurikulum dalam aspek tujuan makro pendidikan serta aspek yang ingin diwujudkan
dalam hasil belajar dan kompetensi lulusan tidak banyak berubah (hampir tidak
berubah), hanya dalam pendekatan substantive ada
pengembangan yaitu pendekatan scientific, yang sebenarnya sudah
menjadi cara ilmiah yang umum dalam penalaran ilmiah. Secara umum penalaran
ilmiah secara dikotomi ada dua yaitu induktif dan deduktif, penalaran induktif
berawal dari fakta bergerak ke generalisasi/ teori, sedangkan penalaran
deduktif berawal dari kaidah umum/ generalisasi/ teori untuk kemudian bergerak
ke fakta/hal partikular.
Pendekatan
ilmiah dalam kurikulum 2013 pendekatan ilmiah mengedepankan pendekatan induktif
yang dalam konteks penalaran dimulai dari hal-hal spesifik kemudian bergerak ke
hal-hal umum, ini sudah tentu memerlukan kesiapan pada peserta didik dalam
mengikuti alur tersebut, penalaran ini sebenarnya hanya mungkin kalau peserta
didik sudah punya kemampuan berfikir abstrak yang secara sederhana usia peserta
didik harus menjadi pembatas dalam mengimplementasikannya, jadi tidak semua
peserta didik dalam jenjang pendidikan siap untuk melakukannya, secara umum
siawa SD awal pasti akan mengalami kesulitan untuk itu, bahkan mungkin juga
para Guru masih perlu untuk mendalami dan melatih penalaran induktif, sebab
keberhasilannya bukan sekedar menghadapkan siswa pada kenyataan atau fakta atau
masalah yang dihadapi, melainkan memerlukan kemampuan untuk
mengkordinasikan hal tersebut ke dalam suatu konsep yang abstrak, sebagaimana
terlihat dari tahapan pendekatan ilmiah sebagaimana dikemukakan dalam (Panduan dari Kemendikbud, 2013).
Sejumlah
42 sekolah di Kabupaten Sidoarjo ditunjuk oleh pemerintah pusat sebagai pilot project penerapan kurikulum 2013
pada tahun pelajaran 2013/2014. Jumlah tersebut terdiri atas 9 Sekolah Dasar
(SD) negeri, 4 SD swasta, 5 Sekolah Menengah Pertama (SMP) negeri, 1 SMP
swasta, 9 Sekolah Menengah Atas (SMA) negeri, 1 SMA swasta, 4 Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) negeri, dan 9 SMK swasta. Pada tahun pelajaran 2014/2015 seluruh
SMK atau sebanyak 76 SMK baik negeri maupun swasta di kabupaten Sidoarjo harus
sudah mengimplementasikan kurikulum 2013. Namun pada kenyataannya sekolah yang
sudah menerapkan kurikulum 2013 pada tahun pelajaran 2013/2014 atau sekolah
yang ditunjuk sebagai pilot project kurikulum
2013 banyak mengalami kendala dalam mengimplementasikan kurikulum 2013
tersebut.
Gambar 1.1 Prosentase SMK yang menerapkan kurikulum 2013 di Kabupaten
Sidoarjo
Sumber : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan, 2014.
The changing of curriculum in Indonesia, school-based
curriculum to curriculum 2013 is intended for the better future of Indonesian
education in facing the tighter competition in global era and in facing bonus
of demographic condition in 2045. Curriculum 2013 is mainly hoped to encourage
the students’ competence on behavior, knowledge, and skill. The implementation
of this curriculum will be conducted gradually as follows. 2013/2014 is only for
the first and fourth grade of elementary school (ES), the seventh grade of
junior high school (JHS), and the tenth grade of senior high school (SHS);
2014/2015 covers the first, second, fourth and fifth grade of ES, the seventh
and eighth grade of JHS, and the tenth and eleventh grade of SHS; and 2015/2016
cover all grades for all school levels (Sarosa, 2014).
Pada
tahun pelajaran 2015-2016 pemerintah memberikan hak kepada sekolah untuk
menentukan kurikulum KTSP atau Kurikulum 2013 yang akan digunakan dalam proses
pembelajarnnya melalui SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Ini yang menjadi
menarik peneliti untuk memahami tentang sekolah yang menerapkan Kurikulum 2013
dalam proses pembelajarannya. Dalam hal ini seperti SMKN 1 Sidoarjo dan SMK
Krian 1 Sidoarjo yang tetap memilih Kurikulum 2013 sebagai acuan proses
pembelajarannya.
SMK
Negeri 1 Sidoarjo ditunjuk oleh Dinas Pendidikan sebagai salah satu Pilot Project Kurikulum 2013 karena
dianggap mampu dan SMK favorit yang menjadi pilihan dan kepercayaan masyarakat
untuk pendidikan anak-anak mereka. Akan tetapi ada beberapa kendala sesuai
dengan hasil wawancara dengan Kepala sekolah SMK Negeri 1 Sidoarjo. (catatan penulis). Untuk
berubah dari satu kurikulum ke bentuk kurikulum yang baru sebaiknya sekolah harus
memiliki kesiapan yang baik dan mempersiapkan segala sesuatu yang akan
menunjang berjalannya penerapan kurikulum baru tersebut. Dalam pelaksanaan di
lapangan masih dijumpai kendala terutama kurangnya sosialisasi ke daerah-daerah
dalam hal informasi kurikulum 2013.
Guru
dan tenaga di satuan kependidikan memahami kurikulum tahun 2013 secara utuh dan
memahami karakter anak dengan memperhatikan keadaan anak setiap individu baik
potensi maupun kelemahannya. Ada juga kendala yang di hadapi guru karena kurang
antusiasnya guru terhadap kurikulum 2013 serta sulitnya mencari buku/ literatur
yang mendukung dan beberapa guru masih kesulitan untuk menyusun rencana
pembelajaran yang baru. Selain itu siswa
yang sebagian besar masih kesulitan beradaptasi dengan penerapan kurikulum 2013
padahal siswa dituntut untuk kreatif dalam mendalami suatu materi yang
disampaikan dan rajin mengerjakan tugas-tugas yang di berikan oleh guru.
SMK
Krian 1 Sidoarjo adalah salah satu SMK swasta di Sidoarjo yang ditujuk Dinas
Pendidikan sebagai Pilot Project
implementasi Kurikulum 2013, karena dianggap cukup mampu dan memadai untuk
mengimplementasikan Kurikulum 2013. Hasil wawancara Kepala Sekolah SMK Krian 1
Sidoarjo (catatan penulis)
mengatakan kurangnya sosialisasi di lapangan menimbulkan sedikit hambatan dalam menerapkan
Kurikulum 2013 termasuk sekarang ini masih terdapat guru yang tidak siap dalam merencanakan maupun
melaksanakan Kurikulum 2013 yang
terkait dengan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil belajar
serta kurang idealnya jumlah siswa dalam rombel kelas. Ketiga hal tersebut yang
menjadi hambatan, sehingga berakibat kurang efektifnya pelaksanaan Kurikulum
2013.
Hasil
wawancara peneliti dengan pengawas SMK yang ada di Kabupaten Sidoarjo bahwa :
Banyak SMK yang masih belum dapat memahami secara utuh esensi Kurikulum 2013
karena tidak dilibatkan dalam proses penyusunannya serta belum memadainya
faktor – faktor pendukung pelaksanaannya (sumber daya manusia, sarana dan
prasarana, manajemen, serta pembiayaan). Kemudian Banyak guru yang mengalami Kendala yang bersifat konseptual, diantaranya adalah
masih rendahnya pemahaman guru terhadap Kurikulum 2013, seperti: rasional,
landasan, pendekatan dan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum, metodologi
pembelajaran dan penilaian hasil belajar khususnya pengembangan instrumen
penilaian hasil belajar. Padahal untuk mengimplementasikan kuriklum 2013 setiap satuan pendidikan perlu
membuat dan melaksanakan program perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan. (catatan
penulis). Berdasarkan pemaparan dan
temuan awal peneliti, maka dalam penelitian ini peneliti mengangkat Implementasi
Kurikulum 2013 di SMK.
B.
Keterbaruan
Penelitian
Keterbaruan bermakna bahwa hasil penelitian dapat menyelesaikan
suatu masalah yang faktual dan berkontribusi pada dunia ilmiah. Apabila
sebelumnya sudah ada penelitian serupa, peneliti cek
terus kebaruan dan lakukan modifikasi agar menjadi sesuatu yang baru dan bisa dikembangkan
oleh peneliti lainya tentang standar proses implementasi kurikulum 2013.
Penelitian ini bertujuan menggambarkan implementasi Kurikulum 2013, apa saja faktor – faktor yang mendukung dan menghambat implementasi kurikulum 2013 dan respon warga sekolah tentang implementasi Kurikulum 2013 di SMK pada standar proses implementasi Kurikulum 2013 di SMK.
Secara garis besar standar
proses dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran, dan penilaian proses pembelajaran. Ketiganya merupakan komponen
yang saling terkait dan menentukan tingkat keberhasilan pelaksanaan Kurikulum
2013, sehingga diperlukan suatu penelitian terhadap standar proses dalam
mengimplementasikan Kurikulum 2013 yang meliputi tiga komponen tersebut dan
faktor pendukung serta penghambat mengiplementasikannya. Kemudian respon warga
sekolah terhadap implemenetasinya diharapkan sebagai bentuk dukungan, sehingga
implementasi kurikulum 2013 lebih maksimal. Harapan dari hasil penelitian ini adalah :
1.
Sebagai bahan masukan bagi sekolah lain yang ingin
memulai implementasi kurikulum
2013.
2. Sebagai bahan masukan dalam mengantisipasi hambatan
yang terjadi dalam pelaksaan kurikulum 2013.
3.
Sebagai rekomendasi kebijakan dan pengembangan model
pembelajaran berbasis paradigma keunggulan.
4.
Sebagai
kritikan yang berguna untuk mengembangkan kurikulum
2013 di sekolah khususnya SMK.
5. Sebagai acuan dalam standar yang harus dipenuhi dalam impelementasi kurikulum 2013 di SMK lain.
C.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang tersebut di atas, terindentifikasi beberapa masalah terkait
dengan implementasi kurikulum 2013 di SMK yang ada di Kabupaten Sidoarjo.
Mengacu pada identifikasi masalah yang diuraikan di latar belakang, dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana implementasi kurikulum 2013 di SMK?
2. Apa saja faktor – faktor yang mendukung dan menghambat implementasi kurikulum 2013 di SMK?
3. Bagaimana respon warga sekolah dengan implementasi Kurikulum 2013 di SMK?
D.
Tujuan
Penelitian
Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk memahami bagaimana implementasi kurikulum 2013
di SMK Kabupaten Sidoarjo, Namun secara spesifik tujuan penelitian ini adalah
untuk :
1. Memahami implementasi kurikulum 2013 di SMK.
2. Memahami faktor – faktor yang mendukung dan menghambat implementasi kurikulum 2013 di SMK.
3. Memahami respon warga sekolah dengan implementasi Kurikulum 2013 di SMK.
E.
Manfaat
Penelitian
Bila
tujuan penelitian dapat tercapai, maka hasil penelitian ini akan memiliki
manfaat praktis dan teoritis.
1.
Manfaat Praktis
a.
Sebagai sumber dan informasi bagi para
pengambil kebijakan di bidang pendidikan, baik di tingkat provinsi dalam hal
ini Dinas Pendidikan Provinsi, maupun di tingkat kabupaten dalam hal ini bahkan
juga bagi para pimpinan satuan pendidikan atau kepala sekolah, untuk
memperbaiki beberapa kekurangan implementasi kurikulum 2013 di SMK.
b.
Pertimbangan pengambilan kebijakan
pendidikan, termasuk dalam hal ini kebijakan di bidang kurikulum, dapat
diimplementasikan secara lebih baik dengan menekan faktor-faktor penghambat dan
pendukung dalam implementasi kurikulum 2013 di SMK.
2.
Manfaat Teoritis
Dari hasil penelitian ini tidak diperoleh suatu teori baru, namun ada beberapa kasus dan konsep yang dapat diungkapkan dari hasil penelitian untuk memperkuat teori dan konstribusi khasanah ilmu pengetahuan khususnya di dunia pendidikan yang sudah ada dalam implementasi kurikulum 2013 di SMK.
F.
Asumsi
Standar proses pembelajaran pada kurikulum 2013 diselenggarakan
dengan pendekatan scientific melalui
strategi pembalajaran interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap
satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.
Proses pembelajaran sepenuhnya diarahkan pada
pengembangan ketiga ranah (sikap, pengetahuan dan ketrampilan) secara utuh/ holistik,
artinya pengembangan ranah yang satu tidak bisa dipisahkan dengan ranah
lainnya, Dengan demikian proses pembelajaran secara utuh melahirkan kualitas
pribadi yang mencerminkan keutuhan penguasaan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan
Terkait dengan prinsip di atas, dikembangkan standar
proses yang mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran.
Dalam hal ini terkadang ada faktor pendukung dan penghambat dalam implementasinya sehingga
diperlukan respon positif warga sekolah untuk mendukung dan kerja sama dalam
implementasi kurikulum 2013.
Implmentasi
Kebijakan Program Kurikulum 2013 adalah Penerapan kebijakan pemerintah terkait
pendidikan melalui kurikulum berbasis pendidikan karakter yang didalamnya
melibatkan komponen yang saling terkait dalam proses pengembangan serta
menuntut keterampilan teknis dari tenaga kependidikan kepada pengembangan
peserta didik.
G.
Definisi
Istilah
Dalam penelitian ini definisi
implementasi kurikulum
2013 adalah
penerapan kurikulum 2013 di SMK dalam implementasinya meliputi pemahaman dan
kemampuan guru dalam menerapkan ide, konsep, kebijakan kurikulum, faktor
penunjang dan penghambat serta respon warga sekolah tentang implementasi
kurikulum 2013 dalam standar proses pembelajaran.
Dengan demikian mengartikan
implementasi
kurikulum 2013 ke dalam suatu aktivitas pembelajaran, sehingga peserta didik menguasai seperangkat kompetensi tertentu, sebagai hasil interaksi dengan lingkungan, dan
manfaat serta aplikasi
dalam kehidupan sehari-hari. Aspek implementasi kurikulum 2013 meliputi :
1.
Kesiapan dalam perencanaan
proses pembelajaran
a.
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
b.
Sumber belajar
c.
Media pembelajaran
d.
Metode
pembelajaran
e.
Alokasi waktu
f.
Perencanaan penilaian
2.
Kesiapan dalam pelaksanaan proses pembelajaran
a.
Kegiatan
pendahuluan
1)
Kondisikan
suasana
belajar yang menyenangkan
2)
Mendiskusikan kompetensi
yang sudah dipelajari dan dikembangkan sebelumnya berkaiatan dengan kompetensi yang akan dipelajari dan dikembangkan;
3)
Menjelaskan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan
sehari-hari.
4)
Menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan;
5)
Menyampaikan
lingkup dan teknik
penilaian yang akan digunakan.
b.
Kegiatan inti
1) Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik.
2) Kegiatan inti menggunakan pendekatan saintifik yang disesuaikan dengan
karakteristik mata pelajaran dan peserta didik. Guru
memfasilitasi peserta didik untuk melakukan proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, /mencoba, menalar/
mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
c.
Kegiatan
penutup
1)
Kegiatan guru bersama peserta didik yaitu: (a) membuat rangkuman/ simpulan
pelajaran; (b) melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan; dan (c) memberikan umpan balik terhadap proses dan
hasil
pembelajaran.
2)
Kegiatan guru yaitu: (a) melakukan penilaian; (b) merencanakan kegiatan tindak lanjut
dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun
kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; dan (c) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Selanjutnya yang dimaksud faktor pendukung
implementasi Kurikulum 2013, ditentukan oleh beberapa faktor kunci sukses. Menurut Mulyasa (2013: 39) kunci
sukses yang mendorong keberhasilan
implementasi Kurikulum 2013 antara
lain : kepemimpinan kepala sekolah, kreativitas guru, aktivitas peserta didik, sosialisasi, fasilitas dan sumber belajar, lingkungan yang kondusif
akademik, dan partisipasi
warga sekolah.
Sedangkan faktor penghambat yang dimaksud dalam penelitian ini seperti pernyataan
Retnaningsih (2012:3) dalam jurnalnya “Disinyalir, kurikulum
baru akan mengalami banyak kedala, diantaranya masalah guru”. Selain pendapat
tersebut juga diperkuat oleh pendapat Alawiyah (2013:3) diantaranya adalah guru belum siap dan sulit mengubah
pola pikirnya, guru
pada beberapa mata pelajaran
kehilangan tugas dan
jam mengajar. minimnya informasi mengenai
pedoman dan sosialaisasi kurikulum 2013 dan isi Buku
masih terdapat materi yang tidak sesuai
dengan standar isi Kurikulum 2013.
Adapun beberapa faktor penghambat implementasi kurikulum
2013 berasal dari berbagai bidang yaitu pemerintah maupun internal sekolah.
Faktor-faktor penghambat yang berasal dari pemerintah meliputi
bebrapa hal diantaranya; silabus yang ada dari pemerintah hanya untuk mata pelajaran tertentu saja dan mata
pelajaran yang lain guru masih menggunakan silabus yang diterapkan pada
kurikulum KTSP dan faktor sarana dan prasarana sekolah yang belum
memadai. Kurikulum 2013 dapat berjalan dengan baik apabila didukung oleh adanya sarana dan prasarana yang mencukupi
atau memadai.
Respon warga sekolah, khususnya tenaga pendidik dan kependidikan. Perlu
adanya kerjasama antara semua komponen
sekolah dalam penerapan kurikulum 2013, kerjasama ini sendiri merupakan suatu
komitmen untuk mencapai tujuan dari kurikulum 2013, yaitu menjadikan siswa kreatif dan juga inovatif melalui proses
pembelajaran yang diterapkan.
No comments:
Post a Comment