Sunday, June 14, 2020

CONTOH PROPOSAL TESIS : IMPLEMETASI KURIKULUM 2013


BAB I

PENDAHULUAN

 

A.      Latar Belakang Masalah

Indonesia sangat memerlukan pendidikan kejuruan yang banyak dan bermutu, menyangkut berbagai cabang profesi. Selain itu lulusan Pendidikan Menengah kejuruan memang tidak langsung masuk ke Pendidikan Tinggi setelah lulus SMK. Akan tetapi setelah menjalankan pekerjaannya seorang lulusan SMK yang berminat melanjutkan ke Pendidikan Tinggi dapat melakukan itu dengan memenuhi syarat yang ditetapkan Pendidikan Tinggi.

SMK Secara fundamental berfungsi untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan serta kemampuan yang dibutuhkan siswa agar dapat memiliki modal di masa depan secara utuh serta tersalurkannya bakat dan potensi dirinya. Pendidikan di sekolah mulai dari pendidikan dasar, menengah, sampai pendidikan tingkat atas atau perguruan tinggi merupakan tempat untuk menambah ilmu dalam kehidupan manusia.

Grafura (2014) menjelaskan sikap guru di sekolah Kejuruan dalam menyonsong Kurikulum 2013. Mengatakan  pendidikan sebagai masalah yang tidak pernah kunjung selesai. Hal ini disebabkan karena setiap orang menghendaki yang terbaik, teori pendidikan pada umumnya tertinggal oleh kebutuhan masyarakat dan pengaruh pandangan hidup. Termasuk di dalamnya adalah kurikulum (Grafura, Wijayanti, 2014, 83-84).

Pembelajaran di kelas dibutuhkan rencana atau progam yang berguna untuk bahan ajar di kelas untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standart isi dan dijabarkan oleh silabus yang biasa disebut sebagai rencana pembelajaran. Guru membuat rencana pembelajaran berdasarkan perangkat mata pelajaran dan progam pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik dalam satu periode jenjang pendidikan yang biasa disebut sebagai kurikulum. Kurikulum bukanlah hanya berisi rencana pelajaran (bidang studi) disebuah lembaga pendidikan, akan tetapi semua aktifitas yang sudah tersusun dalam proses pembelajaran di lembaga tersebut yang dapat mempengaruhi anak didik untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Impelementasi Kurikulum  2013  bertujuan  untuk  mempersiapkan  manusia  Indonesia  agar  memiliki  kemampuan  hidup  sebagai  pribadi  dan  warga  negara  yang  beriman,  produktif,  kreatif,  inovatif,  dan  afektif  serta  mampu  berkontribusi  pada  kehidupan  bermasyarakat,  berbangsa,  bernegara, dan peradaban dunia (Permendikbud No 70 Tahun 2013).

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum pendidikan/pembelajaran untuk persekolahan dari mulai Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah, dalam konteks sistem pendidikan di sekolah. “Kurikulum 2013 lebih ditekankan pada pendidikan karakter, terutama pada tingkat dasar, yang akan menjadi fondasi bagi tingkat berikutnya” (Mulyasa, 2013:6).

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013  Kurikulum adalah  seperangkat  rencana  dan pengaturan  mengenai  tujuan,  isi,  dan  bahan pelajaran  serta  cara  yang  digunakan  sebagai pedoman  penyelenggaraan  kegiatan  pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Permendikbud Nomor 32 Tahun 2013). Kurikulum dalam bidang pendidikan dan pembelajaran menduduki posisi strategis dalam menentukan arah dan ketercapaian tujuan pendidikan, kurikulum menentukan ragam kompetensi yang ingin dicapaidari suatu proses pendidikan/ pembelajaran meskipun bukan satu-satunya penentu mengingat banyak supporting condition yang perlu diperhatikan.

Kurikulum yang terbaru sekarang kurikulum 2013 yaitu kurikulum yang dirancang baik dalam bentuk dokumen, proses, maupun penilaian didasarkan pada pencapaian tujuan, konten dan bahan pelajaran serta penyelenggaraan pembelajaran yang didasarkan pada Standar Kompetensi Lulusan. Penyempurnaan kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013 sebenarnya bukan suatu perubahan yang drastis. Implementasi kurikulum 2013 juga hampir mirip dengan kurikulum KTSP, yaitu menggunakan prinsip berpusat pada peserta didik, mengembangkan kreatifitas peserta didik, menciptakan kondisi menyenangkan dan menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, dan efektif (Perwira dan Dewanto, 2015, 22).

Suatu Kurikulum bisa dilihat sebagai Teks yang mencakup Tujuan dan Isi bahan pelajaran dalam konsepsi/pendekatan tertentu dan konteks terkait dengan cara dalam melaksanakan pembelajaran dimana kurikulum teks ingin diwujudkan. Semakin jauh penerapannya semakin besar kemungkinan kesenjangan/ ketidaksesuaian diantara tingkatan, hal ini menunjukan bahwa implementasi kurikulum memerlukan upaya yang memerlukan waktu, pendidikan bukan sulap, pendidikan adalah suatu proses tiada akhir, dinamika internal dan interaksi eksternal akan menjadi penentu bagaimana keberhasilan implementasi suatu kurikulum.

Di Indonesia perubahan atau penggantian Kurikulum secara popular umumnya di dasarkan pada dua hal yaitu substansi kurikulum seperti KBK dan KTSP serta kurun waktu dimana kurikulum ditetapkan seperti kurikulum 2013. Untuk kurikulum 2013 secara filosofisnya memang tidak beda dengan KBK dan KTSP yang mengacu pada faham konstruktivisme dengan model pembelajaran saintifik. Terlepas dari perubahan Bidang dan Materi Pelajaran serta perubahan waktu, esensi kurikulum dalam aspek tujuan makro pendidikan serta aspek yang ingin diwujudkan dalam hasil belajar dan kompetensi lulusan tidak banyak berubah (hampir tidak berubah), hanya dalam  pendekatan substantive ada pengembangan  yaitu pendekatan scientific, yang sebenarnya sudah menjadi cara ilmiah yang umum dalam penalaran ilmiah. Secara umum penalaran ilmiah secara dikotomi ada dua yaitu induktif dan deduktif, penalaran induktif berawal dari fakta bergerak ke generalisasi/ teori, sedangkan penalaran deduktif berawal dari kaidah umum/ generalisasi/ teori untuk kemudian bergerak ke fakta/hal partikular.

Pendekatan ilmiah dalam kurikulum 2013 pendekatan ilmiah mengedepankan pendekatan induktif yang dalam konteks penalaran dimulai dari hal-hal spesifik kemudian bergerak ke hal-hal umum, ini sudah tentu memerlukan kesiapan pada peserta didik dalam mengikuti alur tersebut, penalaran ini sebenarnya hanya mungkin kalau peserta didik sudah punya kemampuan berfikir abstrak yang secara sederhana usia peserta didik harus menjadi pembatas dalam mengimplementasikannya, jadi tidak semua peserta didik dalam jenjang pendidikan siap untuk melakukannya, secara umum siawa SD awal pasti akan mengalami kesulitan untuk itu, bahkan mungkin juga para Guru masih perlu untuk mendalami dan melatih penalaran induktif, sebab keberhasilannya bukan sekedar menghadapkan siswa pada kenyataan atau fakta atau masalah yang dihadapi, melainkan memerlukan kemampuan untuk mengkordinasikan hal tersebut ke dalam suatu konsep yang abstrak, sebagaimana terlihat dari tahapan pendekatan ilmiah sebagaimana dikemukakan dalam (Panduan dari Kemendikbud, 2013).

Sejumlah 42 sekolah di Kabupaten Sidoarjo ditunjuk oleh pemerintah pusat sebagai pilot project penerapan kurikulum 2013 pada tahun pelajaran 2013/2014. Jumlah tersebut terdiri atas 9 Sekolah Dasar (SD) negeri, 4 SD swasta, 5 Sekolah Menengah Pertama (SMP) negeri, 1 SMP swasta, 9 Sekolah Menengah Atas (SMA) negeri, 1 SMA swasta, 4 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) negeri, dan 9 SMK swasta. Pada tahun pelajaran 2014/2015 seluruh SMK atau sebanyak 76 SMK baik negeri maupun swasta di kabupaten Sidoarjo harus sudah mengimplementasikan kurikulum 2013. Namun pada kenyataannya sekolah yang sudah menerapkan kurikulum 2013 pada tahun pelajaran 2013/2014 atau sekolah yang ditunjuk sebagai pilot project kurikulum 2013 banyak mengalami kendala dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 tersebut.














Gambar 1.1 Prosentase SMK yang menerapkan kurikulum 2013 di Kabupaten Sidoarjo

Sumber : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, 2014.

 

 

The changing of curriculum in Indonesia, school-based curriculum to curriculum 2013 is intended for the better future of Indonesian education in facing the tighter competition in global era and in facing bonus of demographic condition in 2045. Curriculum 2013 is mainly hoped to encourage the students’ competence on behavior, knowledge, and skill. The implementation of this curriculum will be conducted gradually as follows. 2013/2014 is only for the first and fourth grade of elementary school (ES), the seventh grade of junior high school (JHS), and the tenth grade of senior high school (SHS); 2014/2015 covers the first, second, fourth and fifth grade of ES, the seventh and eighth grade of JHS, and the tenth and eleventh grade of SHS; and 2015/2016 cover all grades for all school levels (Sarosa, 2014).

 

Pada tahun pelajaran 2015-2016 pemerintah memberikan hak kepada sekolah untuk menentukan kurikulum KTSP atau Kurikulum 2013 yang akan digunakan dalam proses pembelajarnnya melalui SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Ini yang menjadi menarik peneliti untuk memahami tentang sekolah yang menerapkan Kurikulum 2013 dalam proses pembelajarannya. Dalam hal ini seperti SMKN 1 Sidoarjo dan SMK Krian 1 Sidoarjo yang tetap memilih Kurikulum 2013 sebagai acuan proses pembelajarannya.

SMK Negeri 1 Sidoarjo ditunjuk oleh Dinas Pendidikan sebagai salah satu Pilot Project Kurikulum 2013 karena dianggap mampu dan SMK favorit yang menjadi pilihan dan kepercayaan masyarakat untuk pendidikan anak-anak mereka. Akan tetapi ada beberapa kendala sesuai dengan hasil wawancara dengan Kepala sekolah SMK Negeri 1 Sidoarjo. (catatan penulis). Untuk berubah dari satu kurikulum ke bentuk kurikulum yang baru sebaiknya sekolah harus memiliki kesiapan yang baik dan mempersiapkan segala sesuatu yang akan menunjang berjalannya penerapan kurikulum baru tersebut. Dalam pelaksanaan di lapangan masih dijumpai kendala terutama kurangnya sosialisasi ke daerah-daerah dalam hal informasi kurikulum 2013.

Guru dan tenaga di satuan kependidikan memahami kurikulum tahun 2013 secara utuh dan memahami karakter anak dengan memperhatikan keadaan anak setiap individu baik potensi maupun kelemahannya. Ada juga kendala yang di hadapi guru karena kurang antusiasnya guru terhadap kurikulum 2013 serta sulitnya mencari buku/ literatur yang mendukung dan beberapa guru masih kesulitan untuk menyusun rencana pembelajaran yang baru.  Selain itu siswa yang sebagian besar masih kesulitan beradaptasi dengan penerapan kurikulum 2013 padahal siswa dituntut untuk kreatif dalam mendalami suatu materi yang disampaikan dan rajin mengerjakan tugas-tugas yang di berikan oleh guru.

SMK Krian 1 Sidoarjo adalah salah satu SMK swasta di Sidoarjo yang ditujuk Dinas Pendidikan sebagai Pilot Project implementasi Kurikulum 2013, karena dianggap cukup mampu dan memadai untuk mengimplementasikan Kurikulum 2013. Hasil wawancara Kepala Sekolah SMK Krian 1 Sidoarjo (catatan penulis) mengatakan kurangnya sosialisasi di lapangan menimbulkan sedikit hambatan dalam menerapkan Kurikulum 2013 termasuk sekarang ini masih terdapat guru yang tidak siap dalam merencanakan maupun melaksanakan Kurikulum 2013 yang terkait dengan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil belajar serta kurang idealnya jumlah siswa dalam rombel kelas. Ketiga hal tersebut yang menjadi hambatan, sehingga berakibat kurang efektifnya pelaksanaan Kurikulum 2013.

Hasil wawancara peneliti dengan pengawas SMK yang ada di Kabupaten Sidoarjo bahwa : Banyak SMK yang masih belum dapat memahami secara utuh esensi Kurikulum 2013 karena tidak dilibatkan dalam proses penyusunannya serta belum memadainya faktor – faktor pendukung pelaksanaannya (sumber daya manusia, sarana dan prasarana, manajemen, serta pembiayaan). Kemudian Banyak guru yang mengalami Kendala yang bersifat konseptual, diantaranya adalah masih rendahnya pemahaman guru terhadap Kurikulum 2013, seperti: rasional, landasan, pendekatan dan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum, metodologi pembelajaran dan penilaian hasil belajar khususnya pengembangan instrumen penilaian hasil belajar. Padahal untuk mengimplementasikan kuriklum 2013 setiap satuan pendidikan perlu membuat dan melaksanakan program perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan. (catatan penulis). Berdasarkan pemaparan dan temuan awal peneliti, maka dalam penelitian ini peneliti mengangkat Implementasi Kurikulum 2013 di SMK.

 

B.       Keterbaruan Penelitian

Keterbaruan bermakna bahwa hasil penelitian dapat menyelesaikan suatu masalah yang faktual dan berkontribusi pada dunia ilmiah. Apabila sebelumnya sudah ada penelitian serupa, peneliti cek terus kebaruan dan lakukan modifikasi agar menjadi sesuatu yang baru dan bisa dikembangkan oleh peneliti lainya tentang standar proses implementasi kurikulum 2013.

Penelitian ini bertujuan menggambarkan implementasi Kurikulum 2013, apa saja faktor – faktor yang mendukung dan menghambat implementasi kurikulum 2013 dan respon warga sekolah tentang implementasi Kurikulum 2013 di SMK pada standar proses implementasi Kurikulum 2013 di SMK.

Secara garis besar standar proses dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian proses pembelajaran. Ketiganya merupakan komponen yang saling terkait dan menentukan tingkat keberhasilan pelaksanaan Kurikulum 2013, sehingga diperlukan suatu penelitian terhadap standar proses dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 yang meliputi tiga komponen tersebut dan faktor pendukung serta penghambat mengiplementasikannya. Kemudian respon warga sekolah terhadap implemenetasinya diharapkan sebagai bentuk dukungan, sehingga implementasi kurikulum  2013 lebih maksimal. Harapan dari hasil penelitian ini adalah :

1.    Sebagai bahan masukan bagi sekolah lain yang ingin memulai implementasi kurikulum 2013.

2.  Sebagai bahan masukan dalam mengantisipasi hambatan yang terjadi dalam pelaksaan kurikulum 2013.

3.    Sebagai rekomendasi kebijakan dan pengembangan model pembelajaran berbasis paradigma keunggulan.

4.    Sebagai kritikan yang berguna untuk mengembangkan kurikulum 2013 di sekolah khususnya SMK.

5.    Sebagai acuan dalam standar yang harus dipenuhi dalam impelementasi kurikulum 2013 di SMK lain.


C.      Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, terindentifikasi beberapa masalah terkait dengan implementasi kurikulum 2013 di SMK yang ada di Kabupaten Sidoarjo. Mengacu pada identifikasi masalah yang diuraikan di latar belakang, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1.         Bagaimana implementasi kurikulum 2013 di SMK?

2.    Apa saja faktor – faktor yang mendukung dan menghambat implementasi kurikulum 2013 di SMK?

3.    Bagaimana respon warga sekolah dengan implementasi Kurikulum 2013 di SMK?

 

D.      Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami bagaimana implementasi kurikulum 2013 di SMK Kabupaten Sidoarjo, Namun secara spesifik tujuan penelitian ini adalah untuk :

1.         Memahami implementasi kurikulum 2013 di SMK.

2.    Memahami faktor – faktor yang mendukung dan menghambat implementasi kurikulum 2013 di SMK.

3.   Memahami respon warga sekolah dengan implementasi Kurikulum 2013 di SMK.


 

E.       Manfaat Penelitian

Bila tujuan penelitian dapat tercapai, maka hasil penelitian ini akan memiliki manfaat praktis dan teoritis.

1.         Manfaat Praktis

a.         Sebagai sumber dan informasi bagi para pengambil kebijakan di bidang pendidikan, baik di tingkat provinsi dalam hal ini Dinas Pendidikan Provinsi, maupun di tingkat kabupaten dalam hal ini bahkan juga bagi para pimpinan satuan pendidikan atau kepala sekolah, untuk memperbaiki beberapa kekurangan implementasi kurikulum 2013 di SMK.

b.         Pertimbangan pengambilan kebijakan pendidikan, termasuk dalam hal ini kebijakan di bidang kurikulum, dapat diimplementasikan secara lebih baik dengan menekan faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam implementasi kurikulum 2013 di SMK.

2.         Manfaat Teoritis

Dari hasil penelitian ini tidak diperoleh suatu teori baru, namun ada beberapa kasus dan konsep yang dapat diungkapkan dari hasil penelitian untuk memperkuat teori dan konstribusi khasanah ilmu pengetahuan khususnya di dunia pendidikan yang sudah ada dalam implementasi kurikulum 2013 di SMK.

 

F.       Asumsi

Standar proses pembelajaran pada kurikulum 2013 diselenggarakan dengan pendekatan scientific melalui strategi pembalajaran interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.

Proses pembelajaran sepenuhnya diarahkan pada pengembangan ketiga ranah (sikap, pengetahuan dan ketrampilan) secara utuh/ holistik, artinya pengembangan ranah yang satu tidak bisa dipisahkan dengan ranah lainnya, Dengan demikian proses pembelajaran secara utuh melahirkan kualitas pribadi yang mencerminkan keutuhan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan

Terkait dengan prinsip di atas, dikembangkan standar proses yang mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran. Dalam hal ini terkadang ada faktor pendukung dan penghambat dalam implementasinya sehingga diperlukan respon positif warga sekolah untuk mendukung dan kerja sama dalam implementasi kurikulum 2013.

Implmentasi Kebijakan Program Kurikulum 2013 adalah Penerapan kebijakan pemerintah terkait pendidikan melalui kurikulum berbasis pendidikan karakter yang didalamnya melibatkan komponen yang saling terkait dalam proses pengembangan serta menuntut keterampilan teknis dari tenaga kependidikan kepada pengembangan peserta didik.

 

G.      Definisi Istilah

Dalam penelitian ini definisi implementasi kurikulum 2013 adalah penerapan kurikulum 2013 di SMK dalam implementasinya meliputi pemahaman dan kemampuan guru dalam menerapkan ide, konsep, kebijakan kurikulum, faktor penunjang dan penghambat serta respon warga sekolah tentang implementasi kurikulum 2013 dalam standar proses pembelajaran.

Dengan demikian mengartikan implementasi kurikulum 2013 ke dalam suatu aktivitas pembelajaran, sehingga peserta didik menguasai seperangkat kompetensi tertentu, sebagai hasil interaksi dengan lingkungan, dan manfaat serta aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Aspek implementasi kurikulum 2013 meliputi :

1.                  Kesiapan dalam perencanaan proses pembelajaran

a.    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

b.    Sumber belajar

c.    Media pembelajaran

d.    Metode pembelajaran

e.    Alokasi waktu

f.     Perencanaan penilaian

2.                  Kesiapan dalam pelaksanaan proses pembelajaran

a.         Kegiatan pendahuluan

1)                  Kondisikan suasana belajar yang menyenangkan

2)   Mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari dan dikembangkan sebelumnya berkaiatan dengan kompetensi yang akan dipelajari dan dikembangkan;

3)   Menjelaskan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.

4)   Menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan;

5)   Menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan.

b.         Kegiatan inti

1)   Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

2)   Kegiatan inti menggunakan pendekatan saintifik yang disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran dan peserta didik. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, /mencoba, menalar/ mengasosiasi, dan mengomunikasikan.

c.         Kegiatan penutup

1)      Kegiatan guru bersama peserta didik yaitu: (a) membuat rangkuman/ simpulan pelajaran; (b) melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan; dan (c) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

2)      Kegiatan guru yaitu: (a) melakukan penilaian; (b) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; dan (c) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Selanjutnya yang dimaksud faktor pendukung implementasi Kurikulum 2013, ditentukan oleh beberapa faktor kunci sukses. Menurut Mulyasa (2013: 39) kunci sukses yang mendorong keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 antara lain : kepemimpinan kepala sekolah, kreativitas guru, aktivitas peserta didik, sosialisasi, fasilitas dan sumber belajar, lingkungan yang kondusif akademik, dan partisipasi warga sekolah.

Sedangkan faktor penghambat yang dimaksud dalam penelitian ini seperti pernyataan Retnaningsih (2012:3) dalam jurnalnya “Disinyalir, kurikulum baru akan mengalami banyak kedala, diantaranya masalah guru”. Selain pendapat tersebut juga diperkuat oleh pendapat Alawiyah (2013:3) diantaranya adalah guru belum siap dan sulit mengubah pola pikirnya, guru pada beberapa mata pelajaran kehilangan tugas dan jam mengajar. minimnya informasi mengenai pedoman dan sosialaisasi kurikulum 2013 dan isi Buku masih terdapat materi yang tidak sesuai dengan standar isi Kurikulum 2013.

Adapun beberapa faktor penghambat implementasi kurikulum 2013 berasal dari berbagai bidang yaitu pemerintah maupun internal sekolah. Faktor-faktor penghambat yang berasal dari pemerintah meliputi bebrapa hal diantaranya; silabus yang ada dari pemerintah hanya untuk mata pelajaran tertentu saja dan mata pelajaran yang lain guru masih menggunakan silabus yang diterapkan pada kurikulum KTSP dan faktor sarana dan prasarana sekolah yang belum memadai. Kurikulum 2013 dapat berjalan dengan baik apabila didukung oleh adanya sarana dan prasarana yang mencukupi atau memadai.

Respon warga sekolah, khususnya tenaga pendidik dan kependidikan. Perlu adanya kerjasama antara semua komponen sekolah dalam penerapan kurikulum 2013, kerjasama ini sendiri merupakan suatu komitmen untuk mencapai tujuan dari kurikulum 2013, yaitu menjadikan siswa kreatif dan juga inovatif melalui proses pembelajaran yang diterapkan.


 

 


No comments: