HADAPI UJIAN SEKOLAH
DENGAN TRILOGI
(IKHTIAR, DO’A DAN
TAWAKKAL)
Gejala
perilaku siswa yang mengalami kecemasan atau ketakutan dalam menghadapi ujian
nasional. Kecemasan atau ketakutan yang dialami oleh siswa dalam menghadapi
ujian nasional menurut teori Freud dinamakan adalah sebagai kecemasan obyektif
(objective anxiety).
Ketakutan riil
bagi kita terlihat sebagi suatu hal yang sangat rasional dan alami. Hal ini
kita sebut sebagai reaksi terhadap persepsi bahaya eksternal, Kemunculan
kecemasan akan sangat tergantung pada seberapa besar pengetahuan dan penguasaan
materi dalam menghadapi Ujian. Akan tetapi semua kecemasan itu akan terkikis
apabila kita mampu menjalankan trilogi ihktiar, do’a dan tawakkal.
1.
Ikhtiar
Kata ikhtiar diambil dari bahasa Arab, yakni 'ikhtaara'
yang artinya memilih. Sementara dalam bentuk kata kerja, ikhtiar berarti
pilihan atau memilih hal yang baik (khair). Sedangkan menurut istilah, ikhtiar adalah usaha manusia untuk
memenuhi kebutuhan dalam hidupnya, baik material, spiritual, kesehatan, dan
masa depannya dalam usaha mendapatkan yang terbaik.
Ikhtiar berarti tidak mengenal putus asa, dan yakin bahwa rahmat Allah pasti datang setelah berikhtiar. Kenapa kita harus berikhtiar, berdasarkan firman Alloh SWT :
Artinya : …Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan
sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan[768] yang ada pada diri mereka
sendiri….(Q.S. Ar-Ra'd:11).
Ayat diatas menjelaskan bahwa manusia sebagai hamba Allah
diperintahkan untuk berusaha, bukan untuk berleha-leha. Disinilah kita sebagai pelajar wajib belajar dengan sunggug-sungguh
sebagai bentuk ikhtiar kita. Sebab, rahmat Allah turun
kepada kita melalui sebab atau usaha yang kita
lakukan. Artinya, kita jangan pernah berputus asa dalam mencari rahmat dan
ridha Allah swt. Dengan rahmad Alloh kita
akan tenang dalam menghadapi ujian.
2. Do’a
Doa adalah memohon atau meminta suatu yang bersifat baik
kepada Allah SWT seperti meminta keselamatan hidup, rizki yang halal dan
keteguhan iman. Sehingga kita akan memperoleh
ketenangan didalam hidup. Doa
merupakan unsur yang paling esensial dalam ibadah. Muhammad Rosulullah saw. bersabda: "Tidak ada sesuatu yang lebih mulia di sisi Allah Ta’ala dibandingkan doa". (HR.
Ahmad, Bukhori, Tirmidzi dan Nasai).
Waktu-waktu yang tepat / mustajab untuk kita berdoa kepada
Allah SWT adalah :
a.
Ketika membaca AlQuran.
b.
Setelah Solat wajib.
c.
Pada saat tengah malam
setelah sholat tahajud.
d.
Saat melaksanakan ibadah
haji.
e.
Saat berpuasa wajib dan
sunah
Dalam
lingkaran nilai-nilai dan konsep-konsep ibadah dan do’a dapat menjadikan
seseorang bebas mengekspresikan individualitasnya dan memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya. Kebahagiaan dalam beribadah adalah pencampaian mutlak
bagi manusia yang tekut dan taat pada penghambaannya kepada Alloh SWT.
Maka atas dasar uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
"doa" adalah ibadah berupa
ucapan permohonan dan pujian kepada Allah SWT. dengan cara-cara tertentu
disertai kerendahan hati untuk mendapatkan kemaslahatan dan kebaikan yang ada
disisi-Nya.
3.
Tawakkal
Tawakal diambil dari bahasa Arab, yakni 'Tawakul'
yang artinya bersandar atau berserah diri. Tawakal diambil dari kata 'wakala'
yang artinya mewakilkan, maka tawakal berarti memberikan perwakilan, kepasrahan,
dan penyerahan diri kepada Allah swt. Secara istilah, tawakal artinya berserah diri dan berpegang
teguh kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Tawakal merupakan sikap bersandar dan
mempercayakan diri sepenuhnya kepada Allah swt. Tawakal
memiliki dua unsur pokok, yaitu berserah diri dan berpegang teguh..
Allah memerintahkan kita untuk senantiasa
bertawakal kepada-Nya, sebagaimana firman Allah yang Artinya : dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup
(kekal) yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. dan cukuplah Dia
Maha mengetahui dosa-dosa hamba-hamba-Nya.
Mamaknai maksud ayat tersebut, tawakal sendiri tidak sah tanpa disertai
dengan adanya usaha dan mengikuti sunah, serta aturan-aturan yang ditetapkan
Allah SWT serta melalui ikhtiar atau usaha, do’a dan tawakkal. Misalkan saja,
jika kita ingin pandai, haruslah kita rajin belajar, dll. Dalam segala usaha
(ikhtiar) haruslah disertai dengan do'a, berdo'a dengan sungguh-sungguh kepada
Allah mengharap apa yang diinginkan. Kalau sudah berikhtiar, berdoa dan
bertawakkal ternyata tidak membuahkan hasil seperti yang kita harapkan,
yakinlah bahwa di balik semua kegagalan pasti ada hikmah yang lebih baik.
Oleh
karena itu, sebagai penghayatan terhadap keyakinan akan takdir, ikhtiar, doa
dan tawakal, maka kewajiban kita memilih segala hal yang baik. Adapun ukuran
mengenai baik dan buruknya adalah norma yang tercantum pada Al Quran dan
hadits, senantiasa tekun, bersungguh-sungguh dalam bekerja sesuai kemampuan,
bertawakal, berdoa, tidak sombong atau lupa diri dan bersyukur apabila berhasil
serta tidak berputus asa apabila belum berhasil. Dari beberapa pernyataan
diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa tawakal merupakan sikap penyerahkan diri
terhadap segala sesuatu kepada Allah setelah berusaha dengan sungguh-sungguh.
No comments:
Post a Comment