Tuesday, September 3, 2019

HADAPI UJIAN SEKOLAH DENGAN TRILOGI (IKHTIAR, DO’A DAN TAWAKKAL)


HADAPI UJIAN SEKOLAH DENGAN TRILOGI
(IKHTIAR, DO’A DAN TAWAKKAL)

Gejala perilaku siswa yang mengalami kecemasan atau ketakutan dalam menghadapi ujian nasional. Kecemasan atau ketakutan yang dialami oleh siswa dalam menghadapi ujian nasional menurut teori Freud dinamakan adalah sebagai kecemasan obyektif (objective anxiety).
Ketakutan riil bagi kita terlihat sebagi suatu hal yang sangat rasional dan alami. Hal ini kita sebut sebagai reaksi terhadap persepsi bahaya eksternal, Kemunculan kecemasan akan sangat tergantung pada seberapa besar pengetahuan dan penguasaan materi dalam menghadapi Ujian. Akan tetapi semua kecemasan itu akan terkikis apabila kita mampu menjalankan trilogi ihktiar, do’a dan tawakkal.

1.   Ikhtiar
Kata ikhtiar diambil dari bahasa Arab, yakni 'ikhtaara' yang artinya memilih. Sementara dalam bentuk kata kerja, ikhtiar berarti pilihan atau memilih hal yang baik (khair). Sedangkan menurut istilah, ikhtiar adalah usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan dalam hidupnya, baik material, spiritual, kesehatan, dan masa depannya dalam usaha mendapatkan yang terbaik.
Ikhtiar berarti tidak mengenal putus asa, dan yakin bahwa rahmat Allah pasti datang setelah berikhtiar. Kenapa kita harus berikhtiar, berdasarkan firman Alloh SWT :
Artinya : …Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan[768] yang ada pada diri mereka sendiri….(Q.S. Ar-Ra'd:11).
Ayat diatas menjelaskan bahwa manusia sebagai hamba Allah diperintahkan untuk berusaha, bukan untuk berleha-leha. Disinilah kita sebagai pelajar wajib belajar dengan sunggug-sungguh sebagai bentuk ikhtiar kita. Sebab, rahmat Allah turun kepada kita melalui sebab atau usaha yang kita lakukan. Artinya, kita jangan pernah berputus asa dalam mencari rahmat dan ridha Allah swt. Dengan rahmad Alloh kita akan tenang dalam menghadapi ujian.

2.   Do’a
Doa adalah memohon atau meminta suatu yang bersifat baik kepada Allah SWT seperti meminta keselamatan hidup, rizki yang halal dan keteguhan iman. Sehingga kita akan memperoleh ketenangan didalam hidup. Doa merupakan unsur yang paling esensial dalam ibadah. Muhammad Rosulullah saw. bersabda: "Tidak ada sesuatu yang lebih mulia di sisi Allah Taala dibandingkan doa". (HR. Ahmad, Bukhori, Tirmidzi dan Nasai).
Waktu-waktu yang tepat / mustajab untuk kita berdoa kepada Allah SWT adalah :
a.   Ketika membaca AlQuran.
b.   Setelah Solat wajib.
c.   Pada saat tengah malam setelah sholat tahajud.
d.   Saat melaksanakan ibadah haji.
e.   Saat berpuasa wajib dan sunah
Dalam lingkaran nilai-nilai dan konsep-konsep ibadah dan do’a dapat menjadikan seseorang bebas mengekspresikan individualitasnya dan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Kebahagiaan dalam beribadah adalah pencampaian mutlak bagi manusia yang tekut dan taat pada penghambaannya kepada Alloh SWT.
Maka atas dasar uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa "doa" adalah ibadah berupa ucapan permohonan dan pujian kepada Allah SWT. dengan cara-cara tertentu disertai kerendahan hati untuk mendapatkan kemaslahatan dan kebaikan yang ada disisi-Nya.

3.   Tawakkal
Tawakal diambil dari bahasa Arab, yakni 'Tawakul' yang artinya bersandar atau berserah diri. Tawakal diambil dari kata 'wakala' yang artinya mewakilkan, maka tawakal berarti memberikan perwakilan, kepasrahan, dan penyerahan diri kepada Allah swt. Secara istilah, tawakal artinya berserah diri dan berpegang teguh kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Tawakal merupakan sikap bersandar dan mempercayakan diri sepenuhnya kepada Allah swt. Tawakal memiliki dua unsur pokok, yaitu berserah diri dan berpegang teguh..
Allah memerintahkan kita untuk senantiasa bertawakal kepada-Nya, sebagaimana firman Allah yang Artinya : dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. dan cukuplah Dia Maha mengetahui dosa-dosa hamba-hamba-Nya.
Mamaknai maksud ayat tersebut,  tawakal sendiri tidak sah tanpa disertai dengan adanya usaha dan mengikuti sunah, serta aturan-aturan yang ditetapkan Allah SWT serta melalui ikhtiar atau usaha, do’a dan tawakkal. Misalkan saja, jika kita ingin pandai, haruslah kita rajin belajar, dll. Dalam segala usaha (ikhtiar) haruslah disertai dengan do'a, berdo'a dengan sungguh-sungguh kepada Allah mengharap apa yang diinginkan. Kalau sudah berikhtiar, berdoa dan bertawakkal ternyata tidak membuahkan hasil seperti yang kita harapkan, yakinlah bahwa di balik semua kegagalan pasti ada hikmah yang lebih baik.

Oleh karena itu, sebagai penghayatan terhadap keyakinan akan takdir, ikhtiar, doa dan tawakal, maka kewajiban kita memilih segala hal yang baik. Adapun ukuran mengenai baik dan buruknya adalah norma yang tercantum pada Al Quran dan hadits, senantiasa tekun, bersungguh-sungguh dalam bekerja sesuai kemampuan, bertawakal, berdoa, tidak sombong atau lupa diri dan bersyukur apabila berhasil serta tidak berputus asa apabila belum berhasil. Dari beberapa pernyataan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa tawakal merupakan sikap penyerahkan diri terhadap segala sesuatu kepada Allah setelah berusaha dengan sungguh-sungguh.

No comments: