Sholat Dhuha
SMK Krian 1 beberapa hari ini telah
menjalankan program kegiatan sholat dhuha untuk para peserta didik secara
bergantian setiap harinya. Shalat dhuha adalah shalat sunnat yang dilaksanakan
atau dilakukan pada pagi hari atau waktu dhuha Shalat dhuha termasuk salah satu shalat yang muakkadah /sangat dianjurkan untuk melakukannya.
Oleh karena itu, barang siapa yang menginginkan pahalanya
maka hendaklah mengamalkannya, dan jika tidak maka tiada halangan pula untuk
meninggalkannya. Dalam hadits dari Abu Said ra. berkata:
"Rasulullah SAW
senantiasa shalat dhuha sampai-sampai kita mengira bahwa beliau tidak pernah
meninggalkannya, tetapi kalau beliau meninggalkan sampai-sampai kita mengira
bahwa beliau tidak pernah mengerjakannya." [HR. Tirmidzi].
Sholat
dhuha dikerjakan dua rakaat salam – dua rakaat salam. Adapun jumlah rakaatnya, minimal dua rakaat. Rasulullah
kadang mengerjakan sholat dhuha empat rakaat, kadang delapan rakaat. Namun
sebagian ulama tidak membatasi. Ada yang mengatakan 12 rakaat, ada yang yang
mengatakan bisa lebih banyak lagi hingga waktu dhuha habis. Nabi
bersabda yang artinya :
Dari Ummu Hani’ binti Abi Thalib ,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengerjakan sholat dhuha
sebanyak delapan rakaat. Pada setiap dua rakaat, beliau mengucap salam (HR. Abu
Dawud; shahih).
Syarat sah sholat dhuha sama seperti sholat pada umumnya.
Sebelum sholat disyaratkan suci dari hadats kecil dan hadats besar; suci badan,
pakaian dan tempat dari najis; menutup aurat; tahu masuknya waktu sholat dhuha (dimulai saat matahari naik kira-kira sepenggalah atau
kira-kira setinggi 7 hasta dan berakhir di saat matahari lingsir)
dan menghadap kiblat.
Keutamaan Shalat Dhuha
1. Pertama: Mengganti sedekah
dengan seluruh persendian
Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda, Sebagaimana dikatakan dalam hadits dan dibuktikan dalam dunia kesehatan adalah 360 persendian. ‘Aisyah pernah menyebutkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda, Sebagaimana dikatakan dalam hadits dan dibuktikan dalam dunia kesehatan adalah 360 persendian. ‘Aisyah pernah menyebutkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
إِنَّهُ خُلِقَ كُلُّ إِنْسَانٍ
مِنْ بَنِى آدَمَ عَلَى سِتِّينَ وَثَلاَثِمَائَةِ مَفْصِلٍ
“Sesungguhnya
setiap manusia keturunan Adam diciptakan dalam keadaan memiliki 360 persendian” (HR. Muslim no. 1007).
Hadits ini
menjadi bukti selalu benarnya sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Namun sedekah dengan 360 persendian ini dapat digantikan dengan keutamaan
shalat Dhuha.
2. Kedua: Akan dicukupi urusan di
akhir siang
Dari Nu’aim bin Hammar Al Ghothofaniy, beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Dari Nu’aim bin Hammar Al Ghothofaniy, beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ
يَا ابْنَ آدَمَ لاَ تَعْجِزْ عَنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ
أَكْفِكَ آخِرَهُ
“Allah Ta’ala berfirman:
Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat raka’at shalat di awal siang
(di waktu Dhuha). Maka itu akan mencukupimu di akhir siang.”
(HR. Ahmad (5/286), Abu Daud no. 1289, At Tirmidzi no. 475, Ad Darimi no. 1451
. Syaikh Al Albani dan Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits
ini shahih)
At Thibiy
berkata, “Yaitu engkau akan diberi kecukupan dalam kesibukan dan
urusanmu, serta akan dihilangkan dari hal-hal yang tidak disukai setelah engkau
shalat hingga akhir siang. Yang dimaksud, selesaikanlah urusanmu dengan
beribadah pada Allah di awal siang (di waktu Dhuha), maka Allah akan mudahkan
urusanmu di akhir siang.” (Tuhfatul Ahwadzi, 2: 478).
3. Ketiga: Mendapat pahala haji
dan umrah yang sempurna
Dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِى
جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى
رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ ». قَالَ قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ
“Barangsiapa yang
melaksanakan shalat shubuh secara berjama’ah lalu ia duduk sambil berdzikir
pada Allah hingga matahari terbit, kemudian ia melaksanakan shalat dua raka’at,
maka ia seperti memperoleh pahala haji dan umroh.” Beliau pun bersabda, “Pahala
yang sempurna, sempurna dan sempurna.” (HR. Tirmidzi no. 586.
Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Al
Mubaarakfuri rahimahullah dalam Tuhfatul Ahwadzi bi Syarh Jaami’
At Tirmidzi (3: 158) menjelaskan, “Yang dimaksud ‘kemudian ia
melaksanakan shalat dua raka’at’ yaitu setelah matahari terbit. Ath Thibiy
berkata, “Yaitu kemudian ia melaksanakan shalat setelah matahari meninggi
setinggi tombak,
4.
Keempat: Termasuk shalat awwabin (orang yang kembali
taat).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لا يحافظ على صلاة الضحى إلا
أواب، وهي صلاة الأوابين
“Tidaklah menjaga shalat sunnah Dhuha
melainkan awwab (orang yang kembali taat). Inilah shalat awwabin.”
(HR. Ibnu Khuzaimah, dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib
wa At Tarhib 1: 164).
Imam Nawawi rahimahullah berkata,
“Awwab adalah muthii’ (orang yang taat). Ada pula ulama yang mengatakan bahwa
maknanya adalah orang yang kembali taat” (Syarh Shahih Muslim, 6: 30).
Do’a Sholat Dhuha
اَللهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ
ضُحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ،
وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ.
اَللهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقَى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى
اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ
حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ
وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ
الصَّالِحِيْنَ
“Ya
Allah, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah
keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu,
penjagaan adalah penjagaan-Mu, Ya Allah, apabila rezekiku berada di atas langit
maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar
mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan
kebenaran dhuha-Mu, keagungan-Mu, keindahan-Mu
dan kekuatan-Mu, berikanlah kepadaku apa yang Engkau berikan kepada
hamba-hambaMu yang shalih”.
Sumber Ringkasan :
http://blog.bersiap.com/informasi/doa-tata-cara-waktu-dan-keutamaan-sholat-dhuha-
No comments:
Post a Comment