CIPTAKAN BUDAYA INDUSTRI SMK DENGAN PKL
Pengembangan karakter kerja siswa di SMK Krian 1 merupakan harus diperhatikan dan dilaksanakan guna mempersiapkan lulusannya menghadapi
dunia kerja yang sesungguhnya. Karena penanaman pengembangan karakter kerja siswa sesuai
dengan kebutuhan dunia kerja sangatlah dibutuhkan. Hal ini sesuai dengan esensi dari tujuan pendidikan kejuruan
tingkat menengah (SMK) adalah mempersiapkan peserta didik terutama untuk
bekerja dalam bidang tertentu (Depdikbud, 2004: 1). SMK memegang peranan
penting dalam penyediaan tenaga kerja, karena pranata ekonomi membutuhkan
tenaga kerja terdidik dan terlatih. Namun tenaga kerja yang
dihasilkan sampai saat ini masih belum mampu menjawab permasalahan kebutuhan
tenaga kerja yang memenuhi kualifikasi yang disyaratkan dunia kerja. Peluang
kerja yang ditawarkan pasar kerja masih banyak yang belum terisi, karena lulusan
pendidikan yang ada tidak terserap pasar kerja (Dedi S, 2002: 612).
Pengembangan karakter kerja bagi siswa SMK
merupakan aspek penting dalam menghasilkan lulusan yang mampu bersaing dan
berhasil dalam pekerjaannya. Oleh karena itu siswa SMK Krian 1 harus
dipersiapkan untuk menghadapi real job yang ada di dunia usaha
dan industri. Bekerja di industri berada dalam lingkungan yang berbeda dengan
lingkungan sekolah. Pengembangan karakter kerja untuk jangka
panjang meliputi pembinaan ketahanan mental, disiplin kerja, ketahanan fisik,
dan perilaku positif siswa. Sedangkan jangka pendek meliputi; pengembangan
wawasan kerja di industri.
PENGEMBANGAN KARAKTER KERJA BERBASIS INDUSTRI
Karakter
sering diberi padanan kata watak, tabiat, perangai atau akhlak. Dalam bahasa Inggris character diberi
arti a distinctive differentiating mark, tanda yang membedakan
secara tersendiri. Karakter merupakan nilai-nilai yang terpatri dalam diri
seseorang yang dibentuk melalui proses; pendidikan, pengalaman, percobaan,
pengorbanan dan pengaruh lingkungan, menjadi nilai intrinsik yang melandasi
sikap dan perilaku seseorang (Koesoema, 2007). Menurut (Ferry,. et.al,
2002), karakter tidak turun temurun, juga
tidak berkembang secara otomatis, harus secara
sadar dikembangkan.
Dengan
demikian karakter adalah suatu kualitas yang mantap dan khusus (pembeda) yang
terbentuk dalam kehidupan individu yang menentukan sikap dalam mengadakan
reaksi terhadap rangsangan dengan tanpa mempedulikan situasi dan
kondisi. Namun untuk mengembangkan karakter, diperlukan ’character
coach’ atau ’character mentoring’ yang mengarahkan dan
memberitahukan kekeliruan dan kelemahan-kelemahan karakter seseorang (Koesoema,
2007).
Pengembangan
karakter kerja pada pendidikan kejuruan, menuntut pendekatan pembelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan dunia kerja agar hasilnya efektif. Sebagaimana teori Proser
& Allen (1988), bahwa pendidikan kejuruan yang berhasil diantaranya: (a)
efisien jika lingkungan dimana siswa dilatih dengan cara, alat, dan mesin yang
sama seperti yang diperlukan dalam pekerjaan itu; (b) efektif jika melatih
kebiasaan berpikir dan bekerja seperti di DU-DI; (c) efektif jika membentuk
kebiasaan kerja dan kebiasaan berfikir yang benar sehingga cocok dengan
pekerjaan; dan (d) pendidikan kejuruan harus memperhatikan permintaan pasar.
Model pengembangan
karakter kerja berbasis industri yang menerapkan
untuk membangun rasa percaya diri, siswa
bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang sedang dilakukan sampai tuntas;
berdisiplin dengan waktu, memiliki daya juang yang
tinggi; dan memiliki ketahanan mental kerja yang sesuai dengan kebutuhan dunia
kerja. Hal ini didasarkan pada premis bahwa setiap siswa memiliki peluang
untuk bekerja di industri. Integrasi pengembangan karakter kerja dalam
pembelajaran praktik melalui 5 tahap kegiatan, yaitu:
a. Tahap komitmen kerja ditunjukkan oleh
indikator; kesediaan menerima aturan kerja, kesepakatan target waktu, kesadaran
melaksanakan tugas sesuai aturan (SOP), kesediaan bekerjasama, dan kesediaan
melakukan sikap kerja sesuai dengan yang diharapkan.
b. Tahap membangun etos
kerja melalui simulasi situasi bekerja di industri agar siswa mengalami
bermacam-macam proses kerja untuk menguji reaksi mereka. Tujuanya adalah untuk
membangun etos kerja yang ditunjukkan oleh indikator bekerja
ikhlas, tuntas, semangat, serius, optimis, dan unggul.
c. Tahap pemaknaan cara kerja
yaitu menerima dan memaknai nilai-nilai, setia kepada
nilai-nilai tertentu yang bertujuan untuk membangun apresiasi kerja.
Apresiasi kerja ditunjukkan oleh indikator; memahami, menghayati, menyenangi,
dan menghargai bidang pekerjaan.
d. Pembiasaan merupakan kegiatan
yang dilaksanakan secara terus menerus, sehingga menjadi suatu rutinitas atau
perilaku yang membudaya dan menjadi karakter yang baik dalam perilaku
kerja. Budaya kerja, ditunjukkan oleh indikator sikap kerja 5R, berorientasi
pada kualitas, budaya just in-time, budaya bekerja jujur, dan
bekerjasama.
e. Refleksi merupakan tahap
yang menjadikan nilai-nilai sebagai bagian dari pola hidup yang
memungkinkan siswa dapat menyadari apa yang telah diperoleh dan dilakukan serta
merenungkan apa yang telah dipelajarinya sebagai bagian dari proses
belajar itu sendiri.
No comments:
Post a Comment