BAB I
PENDAHULUAN
A.
Konfidensialitas
Untuk
memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan Mental, dan menjadi mahasiswa Fakultas Tarbiyah
Jurusan Pendidikan Agama Islam serta diharapkan mampu berperan serta dalam
mengaplikasikan ilmu di masyarakat. Khususnya dengan mata kuliah Kesehatan
Mental, observer bisa membantu upaya pemecahan masalah-masalah yang yang
terjadi dimasyarakat yang berhubungan dengan kejiwaan.
Pada tugas ini
observer mengambil obyek seorang yang mengalami gangguan kejiwaan, yang
mana menurut observer klien layak menjadi obyek observasi dalam tugas
kali ini. Dikarenakan klien mempunyai prilaku yang tidak wajar atau tidak
seperti manusia pada umumnya. Pengumpulan informasi tentang klien melalui observasi,
kemudian didukung dengan wawancara, dan data yang diperoleh untuk sumber atas
permasalahan klien tersebut.
|
B.
Gejala Pemilihan Kasus Klien
Klien bukan
termasuk orang yang terkena gangguan jiwa yang cukup berat. Tetapi klien adalah
termasuk dalam kategori gangguan jiwa (Manic Depressive) atau gangguan
jiwa ringan, hal ini terlihat klien selalu aktif, tidak kenal payah, pantang
ditegur dan tidak tahan kecaman pada dirinya.
C.
Alasan Pemilihan Klien
Observer mengangkat masalah ini dengan alasan,
banyak orang mangalami gejala gangguan jiwa ringan atau Manic Depresisseve
manjadi semakin parah atau sampai pada tingkat acute bahkan hyper.
Supaya tidak sampai demikian, melalui pengmatan ini akan menguraikan faktor dan
upaya untuk mengntisipasinya.
D.
Tujuan Pemilihan Klien
Selain
sebagai obyek dalam tugas observer, besar harapan yang pada diri klien dan
keluarga, agar klien menjadi normal kembali seperti layaknya masyarakat yang
berada di sekitarnya. Tentunya hal ini tidak terjadi begitu saja, harus ada
faktor dan upaya untuk membuat klien normal kembali. Dengan adanya gambaran
atau deskripsi dari hasil observasi ini minimal penulis dan pihak
keluarga mengetahui gejala-gejala dan perkembangan klien pada umumnya.
BAB II
ANALISIS HASIL OBSERVASI
Untuk mendapatkan data yang obyektif
dan relevan dengan masalah klien, maka observer menggunakan beberapa
teknik penelitian antra lain sebagai berikut. Dalam observasi ini, observer menggunakan metode
atau teknik pendekatan observasi sebagai teknik penyelidikan yang paling utama.
Obsevasi atau pengamatan yang dilakukan pada klien atas prilaku yang nampak
dalam kehidupan sehari-hari, dalam rangka mengamati prilaku klien Kemudian didukung dengan Interview atau wawancara, hal ini
dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab dengan beberapa anggota keluarga
dan tetangga terdekat klien, adapun hasilnya adalah:
A. Identitas klien
Nama
:
Mr. X
Jenis kelamin :
Laki-laki
Usia : 40 Tahun
Status : Belum Kawin
Kewarganegaraan : Indonesia
Tampat /Tanggal lahir : Sidoarjo, 21
Juli 1970
Alamat :
Kepatian-Tulangan-Sidoarjo
Jumlah saudara : 3
Anak ke : 3
|
- Lukisan Tentang Klien
a.
Keadaan Jasmani
Tinggi badan :156
cm
Berat badan :
55 Kg
Warna kulit :
Sawo matang
Warna rambut :
Hitam
Cacat tubuh :
Tidak
b.
Identitas Keluarga
Nama ayah :
Sutarso
Status :
Kandung
Agama :
Islam
Kewarganegaraan :
Indonesia
Pendidikan :
SD
Pekerjaan :
Petani
Nama ibu :
Misrifa
Agama :
Islam
Status :
Kandung
Kewarganegaraan :
Indonesia
Pendidikan :
SD
Pekerjaan :
-
- Keadaan Sekolah
Umur masuk SD :
7 Tahun
Lama sekolah SD :
6 Tahun
Umur masuk SLTP :12
Tahun
Lama sekolah SLTP :
3 Tahun
Umur masuk SLTA :
15 Tahun
Lama
sekolah SLTA :
3 Tahun
B. Hasil Pengamatan
Berdasarkan
hasil pengamatan, menunjukkan seorang klien mempunyai ganguan jiwa. Penyebab
utamanya adalah ditinggal ibunya meninggal, karena hal tersebut klien mengalami
gangguan jiwa. Seringkali klien berprilaku tidak seperti orang lain pada
umumya. Perilaku yang ditimbulkan klien dalam kehidupan sehari-hari antara
lain:
1. Klien tersebut sangat aktif,
dan cenderung banyak bicara, pantang ditegur dengan perkataan maupun perbuatan.
2. Klien juga suka menggangu orang
yag berada disekitarnya, kemudian suka mencampuri urusan orang lain yang tidak
ada hubungannya dengan dirinya.
3. Klien juga suka bernyayi dan
memerankan gaya penyanyi dangdut Rhoma Irama.
4. Berdasarkan hasil
pengamatan, klien tersebut termasuk kategori sakit jiwa (Manic Depressive)
Awal gejala
depresi yang dialami klien, ayahnya sudah berusaha membawa klien kerumah sakit
untuk melakukan pemeriksaan tentang gejala-gejala yang dialami oleh klien.
Menurut dokter, klien mengalami depresi ringan dengan gejela-gejala tertentu,
dokter menyarankan kepada orang tua klien untuk terapi dan tinggal sementara di
rumah sakit. Akan tetapi, agaknya biayanya sangat mahal, sehingga orang tua
klien tidak sangggup untuk membayarnya dan memilih berobat jalan sampai sekarang.
Meskipun berobat jalan telah dilakukan sekitar 22 tahun, nampaknya tidak ada
perubahan secara signifikan dalam diri klien.
Melihat
kondisi klien yang seperti itu, kasih sayang dari saudara-saudaranya berkurang.
Akan tetapi klien masih mendapatkan kasih sayang dari ayahnya. Keseharian klien
sebagian kecil berjalan seperti kehidupan orang normal, seperti dalam hal makan
3 x sehari, akan tetapi klien hanya mandi sehari 1 x, sehingga klien kelihatan
kusam, dekil, kemudian klien nampaknya jarang gosok gigi. Sehingga jarang orang
yang mau mendekatinya termasuk saudara-saudaranya sendiri, terkecuali
ayah/bapak klien.
Kemudian
diusianya yang sudah cukup matang untuk berumah tangga, klien tidak mempunyai
pandangan dan harapan untuk menikah. Karena dengan melihat kondisi klien yang
seperti itu dan tidak ada wanita yang mendekat pada klien apalagi sampai
dinikahi. Sehingga sampai sekarang klien hidup sendari/bujang, akan tetapi
klien ketika melihat sosok wanita, dia cenderung mendekatinya. Dalam hal ini
menurut observer ada dua pandangan. Pertama ketika melihat wanita klien
ingat kepada ibunya, mengingat dia depresi ditinggal ibunya meningga/ dan yang
Kedua klien masih mempunyai perasaan yang normal terhadap wanita, karena
diusianya yang sudah matang dan mampu untuk berumah tangga.
Setelah
dianalisis, dari hasil-hasil pengamatan tersebut, klien mengalami sakit jiwa (Manic Depressive) dimana penderitanya
mengalami rasa besar dan gembira kemudian berubah menjadi sedih atau tertekan.
(Zakiyah Daradjat, 1968: 60). Kebiasan hidup klien seperti orang pada umumnya,
tetapi ada sisi lain dari klien tersebut yang agak menyimpang dari manusia
normal. Klien kadang-kadang dalam kesehariannya suka menyerang dan
menakut-nakuti orang, bahkan memukul orang yang sedang lewat didepamya.
Klien
tersebut tidak mau diam cenderung banyak bicara yang tidak ada manfaatnya.
Tapi, klien juga dapat berkomunikasi dengan normal seperti manusia pada
umumnya. Numun, klien lebih sering berbcara atau ngobrol sendiri, dan yang
lebih parah ketika ada ibu-ibu yang melintas dihadapannya dianggap ibunya yang
telah meninggal hidup kembali dan lansung memeluk dan memanggil ibu.
C. Diagnosa
Dari data observasi
dan wawancara yang diperoleh maka observer dapat menyimpulkan masalah
yang dihadapi klien pada saat ini diantaranya adalah :
1. Klien ditinggal ibunya
meninggal dunia pada tahun 1988 akibat penyakit struk
2. Kurang dapat perhatian
keluarga semenjak klien terkena gangguan jiwa setelah 1 bulan ditinggal ibunya.
D.
Identifikasi
masalah
Klien bukan
termasuk orang yang terkena gangguan jiwa yang cukupo berat. Tetapi klien
adalah termasuk dalam kategori gangguan jiwa (Manic Depressive) atau
gangguan jiwa ringan, hal ini terlihat klien selalu aktif, tidak kenal payah,
pantang ditegur dan tidak tahan kecaman pada dirinya.
E.
Prognosa
Prognosa atau ramalan merupakan kemungkinan yang akan
terjadi pada diri klien apabila tidak segera mendapat bantuan pemecahan
masalahnya. Kemunkinan tersebut dapat berakibat sebagai berikut :
1. Gangguan jiwa klien akan
semakin parah
2. Menggangu lingkungan dan
warga sekitar tempat klien tinggal
3. Dijauhi, bahkan sampai dikucilkan
oleh warga masyarakat
F. Usaha Bantuan Yang Direncanakan
Dalam usaha
pemecahan masalah yang dihadapi oleh klien, kami melakukan usaha-usaha sebagai
berikut :
1. Memeriksakan klien ke rumah
sakit jiwa.
2. Memerlukan penanganan khusus
oleh psikolog atau psikiater.
3. Memerlukan pengawasan khusus
dari pihak keluarga.
4. Hindarkan klien dari benda
yang dapat mengngatkan klien pada ibunya. Seperti foto ibunya dan benda-benda
yang ada hubungannya dengan ibunya
G. Usaha Bantuan Yang Dilaksanakan
Usaha-usaha
bantuan yang telah dilaksanakan adalah awal klien menderita depresi ayahnya
pernah membawa klien ke rumah sakit jiwa hanya sekali. Kemudian dilanjutkan
dengan obat jalan, memberikan pengertian kepada keluarga untuk mengawasi klien
dan menghidarkan benda yang dapat mengingatkan klien pada ibunya. Seperti foto ibunya dan benda-benda yang
ada hubungannya dengan ibunya.
Sedangkan
usaha bantuan yang belum dilaksanakan adalah membawa klien ke psikiater atau
psikolog, hal tersebut karena keterbatasan biaya hingga upaya-upaya yang
sederhana diharapkan mampu meminimalisir gangguan kejiwaan klien supaya tidak
semakin parah. Seperti kasih sayang dan perhatian ayah kepada klien.
H. Usaha Tindak Lanjut (Follow-Up)
Untuk menangani kasus yang dihadapi oleh klien secara
tuntas, diperlukan usaha untuk tindak lanjut yang melibatkan banyak pihak untuk
membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi klien dengan cara serius dan
bersungguh-sungguh. Pihak-pihak yang
melaksanakan usaha tindak lanjut antara lain:
- Pihak keluarga
Keluarga harus mengawasi
dengan ketat dan memberikan perhatian yang lebih kepada klien.
2. Warga sekitar/tetangga klien
Memberikan perlindungan
terhadap klien berupa kenyamanan dalam kehidupan sehari-hari klien.
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
A.
Simpulan
Setelah
dianalisis, berdasarkan hasil-hasil pengamatan tersebut, klien mengalami sakit
jiwa (Manic Depressive) dimana
penderitanya mengalami rasa besar dan gembira kemudian berubah menjadi sedih
atau tertekan. Kebiasan hidup klien seperti orang pada umumnya, tetapi ada sisi
lain dari klien tersebut yang agak menyimpang dari manusia normal. Klien
kadang-kadang dalam kesehariannya suka menyerang dan menakut-nakuti orang,
bahkan memukul orang yang sedang lewat didepamya. Hail itu dikrenakan ditinggal
ibunya meninggal dunia dan kurangnya perhatian keluarga disaat klien terkena
gangguan jiwa.
B.
Saran
Gangguan
Jiwa tidak terbatas pada psikotik atau yang kita kenal sebagai gila. Banyak
macam gangguan jiwa ringan yang jika tidak segera diterapi menjadi berat dan
mengancam nyawa. Biasanya gangguan itu bermanifestasi sebagai gangguan fisik.
Maka dari itu supaya tidak terjadi harus
dilakukan pengobatan secara menyeluruh Dalam ilmu jiwa, gangguan pada seseorang
dilihat secara menyeluruh, baik psikis maupun fisik. Oleh sebab itu, pengobatan
juga dilakukan secara menyeluruh, tidak hanya obat-obatan, tetapi juga
psikoterapi
2 comments:
keren abis, terimakasih postingannya!
Mantap postingannya
trims
Post a Comment