KURIKULUM
2013, GURU DAN ORANG TUA
Kurikulum baru mulai diajarkan pada
15 Juli 2013, tepatnya pada tahun pelajaran 2013 – 2014. Implementasi Kurikulum
2013 ini akan dilakukan secara terbatas dan bertahap. Ke depan, yang paling
dibutuhkan dalam Kurikulum 2013 adalah kreativitas. Metode pembelajaran
Kurikulum 2013 memakai sistem pembelajaran yang berpusat pada siswa, lebih
mementingkan proses selain hasil, dan guru menjadi fasilitator atau pendamping
siswa.
Sesuai
dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan
ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan
pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan
(proses psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas“ menerima,
menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan”. Pengetahuan diperoleh
melalui aktivitas“ mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi,
mencipta. Keterampilan diperoleh melaluiaktivitas“ mengamati, menanya, mencoba,
menalar, menyaji, dan mencipta”.Karaktersitik kompetensi beserta perbedaan
lintasan perolehan turut serta mempengaruhi karakteristik standar proses. Untuk
memperkuat pendekatan ilmiah (scientific),
tematik terpadu (tematik antarmata pelajaran), dan tematik (dalam suatu mata
pelajaran) perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk
mendorong kemampuan peserta didik untuk menghasilkan karya kontekstual, baik
individual maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan
pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning). (Sumber:
Lampiran Permendikbud No 65 th. 2013 ttg Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah).
Selain itu, guru tidak hanya
mengajar di depan kelas, namun juga merancang pembelajaran. Karena itu,
anak-anak akan lebih banyak dilatih dalam mengolah kreativitasnya melalui
pendidikan.
Berdasarkan
penelitian di Amerika, ternyata 2/3 kreativitas didapat dari pendidikan bukan
dari keturunan. Artinya, kreativitas bisa didapat melalui pendidikan. Dari itu,
pendekatan Kurikulum 2013 adalah pendekatan scientific,
seperti mengobservasi, mengajak siswa untuk bertanya, bereksperimen, diajak
bernalar, dan komunikasi. (Sumber: http://www.koran-sindo.com)
Kurikulum baru menuntut metodologi
pendidikan yang harus mampu menciptakan anak agar senang dan tertarik mendalami
berbagai disiplin ilmu tanpa da perasaan tekanan, paksaan dan rasa takut. Terkait
dengan teknis kurikulum 2013, peran keluarga menjadi akan sangat penting
terutama jika dikaitkan dengan pendidikan bagi anak-anak. Karena dari dalam
rumah biasanya anak-anak mulai belajar mengenal dan melakukan sesuatu. Jika
keluarga memiliki pendidikan dasar yang kuat, maka harapan kita anak-anak juga
akan memiliki pendidikan yang bagus.
Jadi
kurikulum 2013 akan lebih mengasah kreativitas peserta didik, karena dulu
pengetahuan dipandang sebagai sesuatu yang sudah jadi dan tinggal ditransfer
dari guru ke murid saja. Namun, sekarang berbeda, pengetahuan adalah hasil
konstruksi atau hasil transformasi peserta didik yang belajar. (Sumber: http://www.koran-sindo.com)
Selain faktor guru, yang tidak
kalah penting ialah peran orang tua. Orang tua memiliki peran yang sama
pentingnya dengan guru di kelas. (Sumber:http://uad.ac.id/id/menyongsong-kurikulum-2013-tanpa-cemas).
Oleh karena itu, guru dan orang tua semestinya bisa saling mendukung agar
pendidikan anak dan remaja, terkait dengan Kurnas 2013 justru tidak membuat
anak-anak akan menjadi kehilangan kepribadian yang baik seperti yang sudah
didapatnya didalam rumah melalui keluarga. (Sumber: http://kelanakota.suarasurabaya.net).
Guru harus dapat menjadi orang tua
bagi anak dalam memecahkan persoalan pelajaran yang dihadapi. Demikian halnya
pola baru menekankan peran penting orang tua tidak sekadar pasrah pada sekolah
untuk urusan pendidikan anaknya. Orang tua juga harus menggantikan peran
sebagai guru saat anak menghadapi kendala di rumah. Jadi tidak bisa orang tua
sekadar pasrah sekolah tanpa menggantikan peran guru sewaktu anak dirumah. Ini
harus terbentuk pemahaman dan kesadaran dikalangan orang tua siswa.
1 comment:
Terimakasih sangat bermutu
Post a Comment