BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa adalah sistem lambang berupa bunyi yang
bersifat sewenang-wenang (arbitrer) yang dipakai oleh anggota-anggota
masyarakat untuk saling berhubungan dan berinteraksi. Bahasa juga berfungsi sebagai alat yang digunakan seseorang
untuk mengemukakan pendapat, pikiran dan perasaannya kepada orang lain.
Dengan
bahasa manusia bisa membentuk masyarakat dan peradaban. Andaikata tidak ada
bahasa, maka dia tidak akan dapat melakukan hal tersebut di atas. Atas dasar
inilah maka sangat wajar bila kita mengatakan bahwa semua aktivitas yang kita
lakukan sepanjang hidup kita selalu membutuhkan bahasa. Kebanyakan orang
belajar lebih dari satu bahasa. Seseorang mungkin dapat mengetahui atau belajar
dua bahasa atau lebih dari permulaan hidupnya. Lebih terbiasa ialah bahwa dia
belajar bahasa kedua atau bahasa asing sesudah sistem bahasa pertamanya mantap.
Tidak dapat di
sangkal, bahwa seseorang yang mempelajari suatu bahasa asing akan mendapati
kesulitan-kesulitan, yang mana kesulitan-kesulitan ini dapat diperkecil apabila
dia memiliki faktor-faktor pendorong yang sangat kuat atau dengan kata lain dia
memiliki keinginan yang kuat untuk mempelajari bahasa tersebut. Oleh karena
kajian bahasa tidak cukup dengan mengenali ciri-ciri konstruksi bahasa, tetapi
ia harus lengkap dengan mengenali fungsi dalam kerangka masyarakat.[1]
Maka
seseorang yang ingin mempelajari bahasa kedua atau bahasa asing di tuntut untuk
memiliki keterampilan-keterampilan berbahasa, yang mana keterampilan ini dapat
dia kembangkan dan kuasai sesuai dengan motivasinya dalam mempelajari bahasa
keduanya.
Menurut Rajiman,
membagi keempat keterampilan tersebut di atas kepada keterampilan menyimak,
keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keempat aspek tersebut sangat berkaitan
dan tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Bahasa asing dapat dengan mudah
dipelajari bila dibandingkan dengan mempelajari bahasa dari suatu daerah.
Dengan maksud, para pembelajar dapat mempergunakan empat keterampilan berbahasa
dilingkungan penuturnya. Oleh karena itu, empat keterampilan berbahasa ini
dapat dipelajari dan dipergunakan.[2]
Menyimak
dalam proses berbahasa merupakan keterampilan pemula yang harus dimiliki oleh
seseorang yang sedang mempelajari suatu bahasa. Keterampilan ini memiliki
keterkaitan yang sangat erat dengan proses-proses berfikir yang mendasari
bahasa. Hal ini dipertegas oleh Dawson, sebagaimana yang di kutip oleh Tarigan
bahwa melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan
berfikir”. Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa asing yang lambat laun mulai
dipelajari oleh para pembelajar di dunia. Di Indonesia pun bahasa ini mulai
dipelajari, terlebih lagi bahwa mayoritas masyarakatnya beragama Islam, yang
mana mereka memiliki kitab Al-Qur’an yang diturunkan dengan bahasa Arab.
Salah satu
perbedaan bahasa Arab dengan bahasa lainnya yaitu bahwa bahasa ini memiliki
banyak kata-kata ambigu, dan tidak jarang satu kata mempunyai dua atau tiga
arti yang berlawanan. Tapi, dalam saat yang sama seseorang dapat menemukan kata
yang tidak mengandung kecuali satu makna yang pasti saja. Bagi pembelajar
Indonesia, menyimak bukanlah suatu hal yang dapat di anggap mudah. Hal ini
dikarenakan dalam setiap harinya kesempatan untuk menyimak bahasa Arab sangatlah
sedikit. Dan bagi pembelajar bahasa Arab, masalah yang dihadapi pada saat
mempelajari Istima’ biasanya adalah suara, kosakata, struktur kalimat dan
sebagainya.
Keterampilan
menyimak merupakan bagian penting komunikasi, dan merupakan dasar pembelajaran
bahasa kedua atau bahasa asing. Esensi
kemampuan interaksi adalah kemampuan memahami apa yang dikatakan orang lain. Waktu yang diperkirakan dalam
kegiatan komunikasi manusia dewasa
adalah 45% digunakan
untuk menyimak, 30% untuk
berbicara, 16 % untuk membaca,
dan 9% untuk menulis.[3]
Selanjutnya
dengan kemampuan mendengarkan diharapkan guna dapat menarik simpati dan empati
di kalangan siswa sehingga kepercayaan siswa terhadap guru meningkat yang pada
akhirnya kualitas proses pembelajaran dapat lebih di tingkatkan Keterampilan
mendengarkan seharusnya mengiringi keterampilan bertanya dalam komunikasi yang
efektif. Karena sebaik apa pun komunikasi terhadap seseorang tanpa diiringi
dengan kemampuan mendengar maka komunikasi tidak efektif. Kemampuan mendengarkan
secara aktif diartikan sebagai proses pemahaman secara aktif untuk mendapatkan
informasi, dan sikap dari pembicara yang tujuannya untuk memahami pembicaraan
tersebut secara objektif.
Pelajaran
bahasa Arab adalah sebuah disiplin ilmu yang pendekatanya lebih diharapkan
untuk berlatih menyimak berbagai macam teks berbahasa Arab yang disampaikan
melalui perantaraan media seperti radio kaset. Latihan ini bertujuan agar siswa
terbiasa dan mampu menyimak informasi yang terdapat dalam sebuah Hörtext
(teks yang diperdengarkan). Menyimak informasi yang disampaikan dalam bahasa
Arab tentu tidak semudah menyimak informasi yang disampaikan dalam bahasa
Indonesia.
Guru memerlukan
strategi yang dapat memudahkan untuk menyampaikan informasi kepada siswa. Bagitu
juga siswa, dapat menggunakan strategi ini baik dalam mengerjakan tugas-tugas
menyimak maupun dalam tes atau ujian, sehingga penggunaan strategi ini juga
dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap prestasi belajar siswa khususnya
dalam pelajaran bahasa Arab atau dalam tes dan ujian yang berkenaan dengan
menyimak.
Berdasarkan
observasi penulis di MTs Hasan Munadi Banggle Beji Pasuruan, proses belajar
mengajar di sekolah tersebut juga menerapkan strategi menyimak dalam
pembelajaran bahasa Arab. Terutama dalam pemahaman kosa kata (Mufrodat), dengan
tujuan supaya para siswa dengan mudah dalam belajar serta menghafal dan
membunyikan kata-kata tersebut dengan benar. Hal ini sudah diakukan oleh guru
bahasa Arab dalam tahun terakhir ini.
Berdasarkan
dari semua uraian tersebut diatas dan hasil analisis terhadap teori-teori yang
telah dipahami, penulis ingin meneliti “Pengaruh
Listening Group Terhadap Kecakapan Mendengar Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Di
MTs Hasan Munadi Banggle Beji Pasuruan”.
B.
Penegasan Istilah
Sebagaimana
disebutkan diatas bahwa, judul penelitian ini adalah: Pengaruh Listening Group
Terhadap Kecakapan Mendengar di MTs Hasan Munadi Banggle Beji Pasuruan. Untuk
menghindari timbulnya berbagai penafsiran dalam penelitian ini, maka penulis
akan memberikan penjelasan istilah dari beberapa kata yang terdapat dalam judul
tersebut, dijelaskan sebagai berikut:
1. Listening group
Sebuah strategi pembelajaran
yang terdiri dari empat bagian dalam prosesnya, yaitu: menyimak atentif,
menyimak intensif, menyimak selektif, dan menyimak interaktif.
a. Menyimak atentif adalah ”para pembelajar
berlatih menyimak dan mencoba memberikan jawaban singkat (pendek) kepada lawan
bicara, baik secara verbal maupun nonverbal”.[4]
b. Menyimak intensif adalah “memfokuskan
perhatian siswa pada bentuk kebahasaan”.[5]
Tujuan kegiatan menyimak intensif adalah membangkitkan kesadaran para
pembelajar bahwa perbedaan bunyi, struktur, dan pilihan kata dapat menyebabkan
perbedaan makna.
c. Menyimak selektif dapat membantu para
pembelajar dalam mengidentifikasi tujuan mereka menyimak. Kegiatan menyimak
selektif membantu mengarahkan perhatian para pembelajar pada kata-kata kunci,
urutan wacana, atau struktur informasi.
d. Menyimak interaktif dirancang untuk
membantu para pembelajar berperan aktif dalam berinteraksi (walaupun mereka
berperan sebagai penyimak).[6]
Jadi
listning group adalah sebuah strategi pembelajaran dengan menggunakan beberapa
pendekatan atau komponen diantaranya adalah (menyimak atentif, intensif,
selektif dan interaktif) dengan tujuan untuk berintraksi dan menanggapi respond
untuk memperoleh informasi dengan sebaik-baiknya.
2. Kecakapan Mendengar
Mendengar adalah ” kemampuan
dalam merespons yang terjadi karena adanya ransangan gelombang suara”.[7]
Hal ini tidak jauh berbeda dengan menyimak, yang berarti adanya keterlibatan
proses mental, mulai dari proses mengidentifikasi bunyi, pemahaman dan
penafsiran, serta penyimpanan hasil pemahaman dan penafsiran bunyi yang
diterima dari luar.[8]
Kecakapan
mendengar adalah kemampuan dalam merespons yang terjadi karena adanya ransangan
gelombang sebagai proses kegiatan mendengar lambang-lambang lisan dengan penuh
pengertian, pemahaman, dan apresiasi serta informasi, menangkap isi dan
memahami makna komunikasi yang disampiakan oleh pembicara melalui ujaran atau
bahasa lisan.
Keberhasilan
menyimak sangat bergantung pada kemampuan mengintegrasikan komponen-komponen di
atas. Oleh karena itu, keterampilan menyimak dapat diartikan sebagai koordinasi
komponen-komponen keterampilan, baik keterampilan mempersepsi, menganalisis, maupun
menyintesis.
3. Pembelajaran Bahasa Arab
Pembelajaran adalah totalitas aktifitas belajar mengajar yang diawali dengan
perencanaan dan diakhiri dengan evaluasi dan dilanjutkan dengan follow up.[9]
Pembelajaran Bahasa Arab merupakan totalitas aktifitas belajar mengajar bahasa Arab yang diawali dengan perencanaan dan diakhiri dengan evaluasi dan dilanjutkan dengan follow up.
Dengan
demikian yang dimaksud dengan Pengaruh Listening Group Terhadap Kecakapan Mendengar dalam pembelajaran
bahasa Arab di MTs Hasan Munadi Banggle Beji Pasuruan adalah merupakan totalitas aktifitas belajar mengajar bahasa Arab dengan
mendayagunakan kemampuan dalam merespons yang terjadi karena adanya ransangan
gelombang sebagai proses kegiatan mendengar lambang-lambang lisan dengan penuh
pengertian, pemahaman, dan apresiasi serta informasi, menangkap isi dan
memahami makna komunikasi yang disampiakan oleh pembicara melalui ujaran atau
bahasa lisan dalam pembelajaran Bahasa Arab di MTs Hasan Munadi Banggle Beji
Pasuruan.
C.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah penulis paparkan di depan, maka ada beberapa rumusan
masalah yang akan menjadi pokok permasalahan pada penelitian ini, yaitu sebagai
berikut :
- Adakah
pengaruh listening group terhadap
kecakapan mendengar dalam
pembelajaran bahasa Arab di MTs Hasan Munadi Banggle Beji Pasuruan?
- Sejauhmana
pengaruh listening group terhadap kecakapan mendengar dalam pembelajaran
bahasa Arab di MTs Hasan Munadi Banggle Beji Pasuruan?
D.
Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
- Tujuan
Penelitian
a. Untuk mengetahui pengaruh
listening group terhadap kecakapan mendengar dalam pembelajaran bahasa
Arab di MTs Hasan Munadi Banggle Beji Pasuruan.
b. Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh
listening group terhadap kecakapan mendengar dalam pembelajaran bahasa
Arab di MTs Hasan Munadi Banggle Beji Pasuruan.
- Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, diharapkan dapat berguna
baik secara teoritis maupun praktis.
a.
Secara teoritis
Penelitian
ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan teori strategi belajar mengajar dan
teori pendekatan belajar mengajar, yang akan menggunakan model pembelajaran
yang mudah untuk mencapai tujuan pembelajaran bisa meningkatkan mutu pendidikan
selama ini, khususnya pada bidang studi Bahasa Arab.
b.
Secara praktis
Penelitian ini memiliki tujuan yang penulis klasifikasikan sebagai berikut :
a)
Bagi Peneliti
Sebagai salah
satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Strata 1 (S-1) pada Jurusan
Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Sidoasrjo.
Serta karya yang sangat berharga dalam mengaktualisasikan pengetahuan dan
ketrampilan yang telah dipelajari di bangku perkuliahan.
b)
Bagi Almamater
Dapat dijadikan sebagai bahan kajian
guna menambah khasanah keilmuan khususnya bagi mahasiswa tarbiyah yang nantinya
akan terjun sebagai tenaga-tenaga pendidik. Serta sebagai tambahan referensi
kepustakaan di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
c)
Bagi obyek penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
digunakan sebagai bahan masukan bagi guru Bahasa Arab Di MTs Hasan Munadi Banggle Beji Pasuruan dalam memberikan metode pembelajaran sehingga dapat meningkatkan
kualitas belajar anak didiknya.
d)
Bagi masyaratakat
Bermanfaatkan sebagai bahan pengembangan keilmuan yang diharapkan dapat diambil manfaatnya oleh pembaca. Serta masukan bagi pengembangna keilmuan oleh untuk penelitian selanjutnya.
E. Hipotesis penelitan
Bertolak dari tujuan penelitan
diatas, maka hipotesis yang akan dijawab dan dibuktikan dalam penelitian ini
adalah :
1.
Hipotesa kerja (H1): ada pengaruh listening group terhadap
kecakapan mendengar dalam pembelajaran bahasa Arab di MTs Hasan Munadi Banggle
Beji Pasuruan.
2.
Hipotesa nihil (Ho): tidak ada pengaruh listening group terhadap
kecakapan mendengar dalam pembelajaran bahasa Arab di MTs Hasan Munadi Banggle
Beji Pasuruan.
F. Metode Penelitian
1.
Tinjauan umum
Jenis penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif, yakni berupaya menjelaskan hubungan antar dua variabel
sehingga dapat diketahui dengan sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta yang diteliti. Pemilihan pendekatan kuantitatif ini didasarkan pada
data – data yang di peroleh dari sekolah, baik dari angket, wawancara,
observasi dan dokumen-dokumen sebagai sumber pendukung untuk menganalisis data.
2.
Populasi dan sampel penelitian
Populasi adalah jumlah keseluruhan
subyek penelitian.[10]
Sudjana menyatakan bahwa populsi adalah totalitas dari semua nilai yang
mungkin, hasil menghitung atau pengukuran kuntitatif maupun kualitatif mengenai
karateristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang
ingin dipelajari sifat-sifatnya[11].
Populasi
pada penelitian ini adalah semua siswa kelas VII yang berjumlah 215 siswa.
Penentuan populasi ini disesuaikan dengan masalah penelitian. Sampel adalah “wakil
dari populasi yang di teliti”.[12] Dalam penelitian ini, penentuan
sample menggunakan teknik Stratified
Random Sampling yakni siswa kela VII MTs Hasan Munadi Banggle Beji Pasuruan. Penelitian teknik stratified random sampling ini mengingat data yang diperoleh
berjenjang. Sedangkan sampel yang akan diteliti sebesar 10% dari jumlah sample,
yaitu 22. Jumlah tersebut di ambil dari kelas VII di Hasan Munadi Banggle Beji Pasuruan.
3.
Jenis dan sumber data
Dalam penelitian ini ada dua jenis
data yaitu data primer dan data skunder. Primer adalah data yang diperoleh
secara langsung dari obyek penelitian dalam hal ini adalah responden. Sedangkan data skunder adalah data yang
diperoleh secara tidak langsung dari obyek penelitian.
Dalam hal ini yang menjadi data
primer adalah hasil angket atau kuesioner yang disebarkan kepada responden
mengenai listening group dan mecakapan
mendengar. Sedangkan data skunder diperoleh dari dokumentasi sekolah mengenai
keadaan guru, murid, dan keadaan sekolah serta struktur organisasi sekolah
maupun data dari literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian ini,
serta wawancara dengan guru bahasa Arab, kepala sekolah dan murid untuk
mendukung data primer terkait dengan membaca meteri agama.
Sedangkan dilihat dari jenisnya, data
dalam penelitian ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data
kualitatif berupa keadaan yang ada di sekolah yang diteliti penulis serta
aktivitas para penghuninya. Sedangkan data kuantitatif berapa jumlah siswa,
hasil angket tentang listening group dan
kecakapan mendengar siswa.
4.
Teknik
pengumpulan data
a. Angket atau kuisioner
Angket
adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi
dari responden.[13] Dalam hal ini yang menjadi responden adalah kelas VII di MTs Hasan Munadi Banggle
Beji Pasuruan. Teknik kuesioner ini dimaksudkan untuk memperoleh data primer
berupa informasi secara langsung dan tertulis dari responden berkaitan dengan pengaruh listening group terhadap
kecakapan mendengar dalam pembelajaran bahasa Arab di MTs Hasan Munadi Banggle
Beji Pasuruan.
b.
Wawancara
Wawancara atau interview yaitu teknik pengumpulan data melalui tatap muka secara
langsung dengan pihak-pihak yang dapat membantu peneliti dalam mengumpulkan
data yang mendukung penelitian ini. Dalam penelitian ini dilakukan wawancara
dengan pihak-pihak yang dipandang mampu memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan
yaitu kepala sekolah, guru bahasa Arab dan siswa kelas VII di MTs Hasan Munadi Banggle Beji Pasuruan.
c. Observasi
Observasi adalah kegiatan pemusatan
perhatian terhadap sesuatu obyek menggunakan alat indra[14].
Metode ini penulis gunakan untuk mengetahui secara langsung terhadap obyek yang
diteliti untuk memperoleh data tentang kondisi sekolah dan lingkungannya,
proses atau kegiatan belajar – mengajar Bahasa Arab di MTs Hasan Munadi Banggle Beji Pasuruan.
d.
Dokumentasi
Dokumentasi ialah teknik pengumpulan
data dimana sumber informasinya berupa bahan-bahan tertulis / tercatat. Dokumentasi
ini diperoleh pada kantor tata usaha ( TU ) yang berupa dokumentasi sejarah
lembaga pendidikan MTs Hasan
Munadi Banggle Beji Pasuruan, Struktur organisasi MTs Hasan Munadi Banggle Beji Pasuruan, Perkembangan jumlah siswa dan guru serta prestasi belajar Bahasa
Arab siswa MTs Hasan Munadi Banggle
Beji Pasuruan.
5.
Teknik
analisis dan interpretasi data
Analisis
data dalam penelitian kuantitatif pada dasarnya merupakan penguraian data
melalui tahapan kategorisasi dan klasifikasi, serta mencari hubungan sebab
akibat antar variabel dengan menggunakan
rumus-rumus statistik. Sesuai dengan variabel penelitian tentang Pengaruh Listening Group Terhadap
Kecakapan Mendengar dalam pembelajaran bahasa Arab Di MTs Hasan Munadi Banggle Beji Pasuruan. Peneliti menggunakan teknik analisis kuantitatif yaitu cara pengolahan data
hasil penelitian menggunakan teknik matematika dalam pengumpulan, penyusunan
dengan menggunakan angka untuk menguji hipotesis dan mencari tingkat
signifikan.
Untuk mendapatkan jawaban mengenai ada tidaknya pengaruh penggunaan metode listening group terhadap kecakapan mendengar di MTs Hasan Munadi Banggle Beji Pasuruan penulis menggunakan teknik analisis statistik guna memperoleh kebenaran hipotesis dengan rumus Uji Regresi (Regresion Test) sebagai berikut :
Keterangan :
Y: (baca Y topi),subjek vareabel terikat
yang diproyeksikan.
X : vareabel bebas yang
mempunyai nilai tertentu untuk diprediksikan.
a : nilai kontansta
harga Y jika X = 0
b : nilai arah sebagai
penentu ramalan (prediksi) yang menunjukkan nilai
peningkatan(+) atau nilai penurunan (-
G.
Sitematika Pembahasan
Pembahasan
dalam skripsi ini, penulis susun berdasarkan sistematika pembahasan sebagai
berikut:
BAB I: Memuat
pendahuluan dimulai dengan latar belakang masalah yang menjadi dasar pemikiran penulis untuk
melakukan penelitian ini, kemudian untuk menghindari pembiasan maka penulis
membuat penegasan istilah, juga rumusan
masalah kemudian penulis menjelaskan tujuan dan manfaat
penelitian, penulis membuat hipotesis untuk menjawab dugaan sementara terhadap
hasil penelitian metodologi dan sistematika pembahasan.
BAB II: Memuat kajian
teori, pada bab ini mengemukakan tinjauan teoritis mengenai listening
group meliputi pengertian listening group, peroses menyimak, serta
tujuan dan manfaat serta faktor-faktor yang mempengaruhi menyimak. Kecakapan
mendengar dan Bahasa Arab, meliputi Pengertian bahasa
Arab dan pembelajaran bahasa Arab. Kemudian
pengaruh listening group
terhadap kecakapan mendengar dalam pembelajaran bahasa Arab.
BAB III: Memuat gambaran
obyek penelitian yakni mengenai hasil penelitian dilapangan yang
merupakan pembentukan empiris dan pembahasan yang berkenaan dengan obyek
penelitian. Seperti letak geografis sekolah, sejarah perkembangan, data guru dan siswa
dan juga sarana dan prasarana. Serta data yang berhubungan dengan obyek
penelitian.
BAB IV: Memuat interpretasi
dan analisis data yakni merupakan inti dari pembahasan yang
mengungkapkan tentang pengkajian, analisis, intrepretasi sesuai dengan rumusan
masalah yang telah ditetapkan serta aplikasinya di lapangan berkenaan dengan Pengaruh Listening Group Terhadap
Kecakapan Mendengar dalam Pembelajaran Bahasa Arab Di MTs Hasan Munadi Banggle
Beji Pasuruan.
BAB V: Merupakan
penutupan dari keseluruhan pembahasan dari skripsi ini yang meliputi simpulan
dan saran.
[1] Fun G, Analisis Kesulitan Belajar Bahasa Arab Pada Mata Kuliah Istima, www.indoskripsi.com diaksaes 9 nov 2009
[3] Rivers & Temperley. Terj. Nurhidayati , Apractical Guide
To The Teaching
Of English As Asecond Or Foreign Language.. (Oxford University Press, New York, 1978), 62.
[4]Rost, M. Terj. Iim Rahmania. Listening in Action:
Activities for Developing Listening in Language Teaching. (Prentice Hall, New York, 1991), 10.
[5] Ibid. , 10
[6] Ibid. , 10.
[7] Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mepengaruhinya, (Jakarta: Reinika
Cipta, 2010), 107.
[8] Arono,
Pentingnya Keterampilan Menyimak, Bagi
Mahasiswa Sebagai Calon Guru: Sebuah Ti njauan Pendekatan Kontekstual Dalam
Pembelajaran Bahasa, http://unib.ac.id/blog/dank_aron/
diakses 10 nov 2009
[9] Isa Anshori, Perencanaan Sistem Pembelajaran
(Sidoarjo: Umsida Press, 2008), 1.
[10]
Suharsimi Arikunto, prosedur
penelitian suatu pendekatan praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), 34.
[11] Sudjana, Metode Statistika (Bandung: Tarsito, Edisi keenam,1996 ),
6.
[12]
Ibid., 68.
[13]
Ibid., 157.
[14] Suharsimi Arikunto, prosedur penelitian
suatu pendekatan praktek (Jakarta : Rineka cipta, 2006), 155.
No comments:
Post a Comment